Kuartal III‐2018, Asuransi Jiwa Tetap Tumbuh
Industri asuransi jiwa pada kuartal ketiga 2018 mencatatkan total pendapatan (income), pertumbuhan industri senilai.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - Ketua Bersama Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia ( AAJI) Wiroyo Karsono mengatakan, walaupun sudah mulai terdisrupsi oleh teknologi, industri asuransi khususnya asuransi jiwa tetap butuh tenaga pasar.
Dijelaskan olehnya, karena butuh kedekatan personal antara industri dengan calon nasabah asuransi lewat tenaga pemasar tersebut tentang produk-produk asuransi jiwa.
Dalam laporan kinerja industri asuransi jiwa kuartal III tahun 2018, diketahui bahwa tenaga pemasar asuransi jiwa berlisensi pada menurun 1,6 persen menjadi 573.244 orang, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebanyak 582.702 orang. Di mana, 90,3 persen dari total tenaga pemasar tersebut berasal dari saluran keagenan.
Baca: Mendikbud Sebut Pertama Kali Kongres Kebudayaan Dilaksanakan dengan Format Berbeda
Penurunan dikarenakan jumlah perekrutan yang memang turun dan adanya terminasi sesuai ketentuan dari internal perusahaan perusahaan anggota AAJI.
“Kebanyakan dari anggota itu melakukan clean up ya, banyak agen yang tidak produktif bertahun-tahun akhirnya beberapa perusahaan asuransi sama-sama bersih-bersih. Jadi, daripada bilang kita punya berapa ribu agen tapi yang aktif cuman 60 persen kan,” ujar Wiroyo di Rumah AAJI Jakarta Pusat, Jumat (7/12/2018).
Ketika ditanya apakah hal ini berkaitan dengan maraknya insurtech atau asuransi dengan aplikasi teknologi melalui agregator, Wiroyo mengungkapkan bahwa memang teknologi bisa mempermudah tapi asuransi jiwa tetap butuh agen pemasar.
Industri asuransi jiwa pada kuartal ketiga 2018 mencatatkan total pendapatan (income), pertumbuhan industri senilai Rp 149,87 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp 177,42 triliun atau mangalami perlambatan 15,5%.
Total pendapatan premi merupakan kontributor terbanyak atas total pendapatan industri asuransi jiwa, yakni sebesar 94,0%.
Total pendapatan premi bertumbuh 1,2% pada Kuartal tiga 2018 menjadi Rp 140,94 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp 139,27 triliun, didorong oleh bertumbuhnya total premi bisnis baru, yang meningkat sebesar 6,4% menjadi Rp. 89,58 triliun dan berkontribusi sebesar 63,6% terhadap total premi.
Ini lebih besar dibandingkan kontribusi Total Premi Lanjutan yang nilainya mengalami penurunan 6,8% menjadi Rp. 51,36 triliun, dan berkontribusi sebesar 36,4%.
Produk unit link masih mendorong pertumbuhan total pendapatan premi dengan kontribusi sebesar 58,4% dan produk tradisional menyumbang sebesar 41,6%.
Premi dari saluran distribusi Keagenan turut mengalami pertumbuhan sebesar 6,2% dibandingkan periode yang sama tahun 2017 dan memiliki kontribusi terhadap total premi sebesar 39,7%.
Selanjutnya, dari saluran distribusi alternatif pun turut mengalami peningkatan sebesar 2,5% yang berkontribusi sebesar 18,3% terhadap total premi di kuartal ketiga 2018.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "AAJI: Asuransi Jiwa Tetap Butuh Tenaga Pemasar
Penulis : Putri Syifa Nurfadilah
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.