Tahun 2019 Bogasari Tergetkan Cetak UKM Lewat Program SDC
PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari, akan terus membuat dan menjalankan program yang mampu melahirkan pelaku usaha baru
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Peluang usaha makanan berbasis terpung terigu terbuka lebar. Tidak hanya untuk skala industri tapi juga skala UKM, bahkan usaha rumahan.
Hal ini ditandai dengan adanya pertumbuhan konsumsi terigu per tahunnya sekitar 5-7 %. Untuk itulah, PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari, akan terus membuat dan menjalankan program yang mampu melahirkan pelaku usaha baru, khususnya sektor UKM.
“Salah satu program yang akan dijalankan pada tahun 2019 nanti adalah Program SDC (Small Medium Enterprise Development Center). Melalui SDC Program ini, Bogasari akan mendidik individu yang tidak hanya memiliki kemauan tapi juga kemampuan untuk merintis usaha makanan berbasis tepung terigu,” ucap Ivo Ariawan Budiprabawa, Vice President Commercial Divisi Bogasari dalam siaran pers, Minggu (9/12/2018).
Siaran pers ini disampaikan sehubungan dengan penyelenggaraaan Bogasari SME Award 2018, yakni semacam penghargaan kepada para UKM mitra Bogasari yang tergabung dalam keanggotaan Bogasari Mitra Card (BMC) yang memiliki prestasi usaha. Acara digelar di Green Pramuka Square, Jakarta Minggu (9/12/2018) dari pagi sampai malam hari, karena saat bersamaan digelar Final Lomba Cipta Kreasi Resep (LCKR) Bogasari 2018 dan Pengundian Gelegar Hadiah BMC 2019 Tahap 2.
Lebih jauh Ivo menjelaskan, SDC Program ini akan dijalankan oleh Tim dari Bogasari Baking Center (BBC) yang tersebar di 16 kota dan memiliki 19 cabang. BBC adalah lembaga unit pelatihan Bogasari yang sudah ada sejak tahun 1981 atau 10 tahun setelah pabrik Bogasari beroperasi.
“Para calon UKM ini diambil dari alumnus atau peserta pelatihan BBC yang belum buka usaha, padahal punya keinginan dan modal. Membuka usaha itu tidak cukup hanya punya kemauan tapi juga keberanian untuk memulai,” ucap Ivo.
Tim Bogasari akan mensurvei dan memvalidasi, lalu calon pelaku usaha akan dilatih selama satu bulan di BBC. Di BBC akan dilatih dengan konsep 60% teori dan 40% praktik.
Teori yang diajarkan tidak semata soal resep, tapi juga tentang marketing, simulasi permodalan usaha, pengelolaan SDM, tren makanan dan teknologi dan masih banyak lagi. Sedangkan praktik yang akan diajarkan adalah resep makanan bakery, cake, pastry dan mie.
Di akhir pelatihan, calon wirausaha akan diuji di hadapan panelis untuk menjelaskan secara detail konsep usaha yang akan dijalankan. Mulai dari produk yang akan dijual, konsep dan strategi pemasaran, kemasan, harga, kebutuhan tenaga kerja, dan lain-lain.
“Khusus untuk panelis ini tidak hanya melibatkan tim Bogasari, tapi juga perwakilan dari dunia akademik dan marketing. Presentasi bisnis ini untuk memastikan agar usaha yang akan dijalankan sesuai dengan konsep dan target yang ingin dicapai,” jelas Ivo Ariawan.
Ia menambahkan, dalam program SDC ini, Bogasari akan kerja sama dengan dunia perguruan tinggi. Selain untuk pengayaan materi edukasi, juga pendampingan dalam monitoring usaha selama 3 bulan. Mahasiswa yang akan melakukan monitoring ini sekaligus menjalankan program magang yang diwajibkan oleh pihak kampus.
Bogasari SME Award 2018
Ivo juga menambahkan, Bogasari yakin UKM makanan berbaris terigu akan terus bertumbuh dan berpeluang sukses. Hal inilah yang dibuktikan melalui penghargaan Bogasari SME Award 2018 yang sudah digelar sejak tahun 2010.
Mereka yang lolos menjadi nominator Bogasari SME Award ini adalah para anggota BMC yang sudah diseleksi dan dinilai oleh dewan juri yang berasal dari Universitas Prasetya Mulya mewakili akademisi, Bank BTPN mewakili Perbankan, dan Kementerian Koperasi dan UKM mewakili Pemerintah. Proses seleksi meliputi aspek keuangan, permodalan, pemasaran, SDM, perizinan dan lain-lain.
“Dari tahun ke tahun, para peserta yang diseleksi menjadi nominator Bogasari SME Award ini tidak hanya bertambah tapi semakin meluas asal daerahnya. Seperti yang sekarang ini, 15 nominator Bogasari SME Award 2018 berasal dari 13 Kota/Kabupaten dari 9 Provinsi antara lain Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, berbagai kota di pulau Jawa, hingga asal Pulau Kalimantan yakni Samarinda dan Pontianak. Ada yang usaha bakeri, mie, jajanan pasar, cookie, dan bakpia,” papar Ivo.
15 Nominator ini dibagi menjadi 3 Kategori sesuai jenis kartu keanggotaan BMC yakni Silver, Gold, dan Platinum. Pembagian kartu ini berdasarkan pemakaian terigu, dari 1 sak (25 kg) per bulan hingga 3000 sak atau 75 ton perbulannya. Dari setiap kategori ini akan dipilih satu The Best Achievment dan berhak atas hadiah senilai Rp 20 juta, sedangan untuk nominator Rp 7,5 juta.
Nominator untuk kategor Silver adalah UKM Larita Bakery dari (Surabaya), Brasserie Bakery dari Palembang, Pelangi Nusantara Food (Lampung), Armanda Bakery (Jember) dan Citra Lestari Cookies (Serang). Untuk kategori Gold ada Roti Gembun Panglima dari Samarinda, Bakpia Mutiara Jogja (Klaten), Mie Soker (Palembang), Roti Samudra Rasa (Pontianak), Larizo Bakery (Sleman).
Terakhir kategori Silver adalag Akmil Maju Jaya Mandiri Bakery dari Lampung, Permata Bakery (Situbundo), Marbatak Pizza Orins (Jakarta), Martabak Ardy (Medan), Tulip Stars Bakery (Puworejo).