JD.ID Beberkan Alasan Keterlambatan Pengiriman Barang saat Harbolnas
Head of Marketing JD.ID Mia Fawzia menjelaskan, salah satu kendala yang dihadapi yaitu infrastruktur logistik di Indonesia.
Penulis: Ria anatasia
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tingginya antusiasme masyarakat terhadap Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2018 pada 12 Desember lalu menjadi berkah bagi para pelaku e-commerce.
Namun di saat yang bersamaan, meledaknyaa jumlah pesanan selama pesta belanja online itu juga menyisakan banyak pekerjaan rumah.
Seperti diakui JD.ID. Anak perusahaan toko online raksasa asal China itu menghadapi sejumlah masalah khususnya terkait pengiriman barang. Tak sedikit keluhan dilontarkan pelanggan di sosial media terkait lamanya barang orderan sampai ke tangan mereka.
Baca: Logistik, Pekerjaan Rumah Serius di Tengah Ledakan E-Commerce
Head of Marketing JD.ID Mia Fawzia menjelaskan, salah satu kendala yang dihadapi yaitu infrastruktur logistik di Indonesia.
"Respons masyarakat luar biasa. Data Nielsen catat 88 persen dari sekitar 140 juta internet user kita aware dan belanja saat Harbolnas. Ini menjadi tantangan kami bagaimana barang itu sampai dan sesuai ekspektasi," kata Mia saat berbicang dengan Tribunnews.com di kantornya, Rabu (26/12/2018).
Mia menjelaskan, di hari-hari biasa pihaknya lebih banyak menerima order dari masyarakat perkotaan, seperti di Jabodetabek.
Baca: Ketika Pelanggan Mengadopsi e-Commerce sebagai Gaya Hidup
Namun, ketika Harbolnas, perusahaan yang menyediakan armada kurir sendiri (JX) itu kewalahan melayani lonjakan orderan. Pasalnya, kenaikan transaksi di JD.ID selama Harbolnas mencapai 9 kali lipat.
"Berbeda dengan sejumlah e-commerce lain yang berprinsip seller to customer, kami menerapkan business to customer. Semua produk kita kumpulkan di warehouse, kemudian drop point hingga diambil kurir kami sendiri. Langkah ini untuk memastikan barang dijamin ori dan cepat sampai," jelasnya.
"Di hari normal, ini berjalan sangat baik. Tapi di Harbolnas, keterbatasan kurir kami harus menjangkau hingga gang-gang kecil, terkadang barang sampai konsumen tidak di rumah mungkin sudah liburan," tambah Mia.
Permasalahan tersebut mengakibatkan pengiriman barang yang biasa dilakukan dalam 1-3 hari, bisa terlambat hingga 10 hari.
"Hingga saat ini kami berusaha siang malam mengatasi permasalahan tersebut. Kami serius berinvestasi termasuk dalam logistik ini. Kami akan terus membenahi diri," pungkasnya.