Presiden Jokowi Tutup Perdagangan Saham 2018
Presiden Joko Widodo menutup perdagangan saham tahun 2018 di Bursa Efek Indonesia, Jumat (28/12/2018)
Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Presiden Joko Widodo menutup perdagangan saham tahun 2018 di Bursa Efek Indonesia, Jumat (28/12/2018).
Presiden Jokowi didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo dan jajaran SRO.
Dalam sambutannya, Kepala Negara menyampaikan apresiasinya terhadap kinerja Bursa Efek Indonesia karena level psikologis di atas 6.000 poin hingga akhir tahun ini kendati pasar keuangan global masih dilanda ketidakpastian.
“Kondisi ekonomi global dinamis dan sulit diprediksi, termasuk juga berbagai pasar modal di dunia bergejolak, kondisi eksternal tersebut mempengaruhi psikologis pasar kita,” kata Presiden Jokowi di Bursa Efek Indonesia.
Kepala Negara menyampaikan, di tengah laju pasar saham yang masih lesu itu, Indonesia masih menunjukkan performanya dengan kinerja bursa terbaik kedua di dunia. Hal itu, ditambah dengan jumlah perusahaan baru yang melantai di bursa mencetak rekor tertinggi pasca era privatisasi Bursa Efek Indonesia di tahun 1995 lalu.
Baca: Keluarga Cari Sendiri Korban Pesawat Lion Air PK-LQP yang Belum Ditemukan di Tanjung Karawang
“Perusahaan baru yang mencatatkan efeknya di BEI terbanyak sejak 1995, ini patut kita syukuri,” imbuh Presiden.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso menyatakan, sepanjang 2018, tercatat ada 24 Emiten sektor infrastuktur yang melakukan fund raising melalui Pasar Modal dengan total nilai emisi Rp 28,05 triliun, penerbitan KIK-EBA terkait infrastruktur dengan nilai sekuritisasi sebesar Rp 7,44 triliun, EBA-SP dengan total nilai sekuritisasi Rp 3,57 triliun, serta KIK-DIRE dengan nilai sekuritisasi sebesar Rp 0,62 triliun.
Wimboh melanjutkan, kebijakan dalam meningkatkan likuiditas pasar juga kami lakukan dengan mempercepat penyelesaian transaksi di Bursa Efek, dari T+3 menjadi T+2.
“Kami mencatat rata-rata volume harian meningkat 37,47 persen dari 9,2 miliar transaksi menjadi 12,8 miliar transaksi dan rata-rata nilai transaksi naik 26,96 persen dari Rp 8,1 triliun menjadi Rp 10,2 triliun,” kata Wimboh.
Pada penutupan perdagangan akhir 2018 ini, Indeks Harga Saham Gabungan ditutup menguat 3,85 poin atau 0,06 persen ke posisi 6.194,49 poin. IHSG mencatatkan nilai transaksi sebesar Rp 10,73 triliun dengan volume sebesar 24,36 miliar unit saham yang diperdagangkan dan frekuensi sebanyak 416,208 kali.
Terpantau, sebanyak 242 saham menguat, 179 saham lainnya melemah dan 125 saham bergerak mendatar.