Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Saran Bos RELI Supaya Tetap Cuan di Awal Tahun

Risiko investasi yang mungkin terjadi di tahun ini lantaran adanya pilpres 2019, intrik politik akan mulai terasa.

Penulis: Sanusi
zoom-in Saran Bos RELI Supaya Tetap Cuan di Awal Tahun
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Karyawan beraktivitas di dekat tayangan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Awal tahun, saat tepat menyusun strategi investasi dengan menyesuaikan portofolio investasi sesuai ekonomi maupun politik yang terjadi di Indonesia. Instrumen investasi saham di tahun ini masih menjanjikan meskipun tahun ini sebagai tahun politik.

Risiko investasi yang mungkin terjadi di tahun ini lantaran adanya pilpres 2019, intrik politik akan mulai terasa. Namun di tengah risiko tersebut, ada sebuah peluang. Biasanya setiap kali ada pemilu maka perputaran uang di masyarakat akan lebih besar dari biasanya.

Dengan putaran uang yang bergerak lebih banyak dari pada biasanya, hal itu akan memacu bursa saham bergerak lebih tinggi lagi. Apalagi kondisi perekonomian Indonesia akan lebih baik.

Direktur PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (RELI) Sriwidjaja Rauf menjelaskan, mengutip dari hasil riset RELI, untuk tahun 2019 ini strategi yang tepat untuk investor di awal tahun adalah mengurangi pemilihan pada aset beresiko dan menambah porsi pada aset yang minim risiko.

“Karena awal tahun ini sentimen yang menerpa diawal tahun cukup berisiko terutama sentimen global. Dimana efek dari tensi perdagangan global mulai terasakan oleh Tiongkok pada kinerja manufaktur turun mendekati batasan level ekspansi. Dari dalam negeri pun investor cenderung wait and see karena sentimen pemilu,” ujar Sriwidjaja, dalam keterangan tertulis, Jumat (4/1/2019).

Baca: Manajemen Persib Minta Publik Bersabar Soal Status Pelatih Miljan Radovic

Meski begitu, terdapat sejumlah saham yang masih layak dicermati dan layak dikoleksi. Antara lain, saham-saham konstruksi, pertanian dan konsumer yang layak untuk dicermati pada awal tahun ini. Diantaranya WSKT, PTPP, ADHI, LSIP, AALI, UNVR, HMSP dan GGRM.

Mencermati awal tahun, investor juga dapat melakukan kilas balik 3 tahun ke belakang untuk saham-saham yang memiliki kapitalisasi besar. Mengingat sebentar lagi akan masuk musim dividen. Beberapa saham memiliki pola yang berulang, yakni mulai mengalami kenaikan pada sekitar November akhir tahun sebelumnnya sampai kurang lebih di bulan Februari dan Maret saat pembagian dividen.

BERITA TERKAIT

Nah, momentum ini dapat dimanfaatkan oleh investor yang menyukai saham-saham berfundamental kuat untuk mendapatkan kapital gain yang relatif signifikan. Sebut saja saham-saham tersebut antara lain seperti INDF, ASII, SMGR, tampak terjadi pola yang berulang setiap tahunnya.

Tentu saja, sebelum berburu saham, tetap perhatikan juga sisi kinerjanya. Juga perhitungkan analisa teknikal dan fundamental. Jangan lupa juga untuk mencermati outlook dan sentimen yang akan mempengaruhi di sepanjang tahun 2019. Baru menentukan sektor-sektor mana yang akan terpengaruh dan saham apa yang masih cukup murah secara fundamental dan kinerja tingkat pengembalian laba.

Tak kalah penting, selalu cermati data-data ekonomi di dalam negeri karena juga akan memberi pengaruh terhadap kinerja pasar saham. Saat ini, menurut riset RELI, data kinerja Manufaktur indonesia mengalami perbaikan dan pertumbuhan diatas ekspektasi 51.2 berbanding 50.4 di periode sebelumnya dan tingkat Inflasi yang lebih konstervatif di angka 3 persen.

Sedangkan data indeks kinerja manufaktur Tiongkok berkontraksi dengan melemah dimana survey Caixin dibawah level expansi 49.7 berbanding 50.1 di periode sebelumnya.

Nah, agar tetap untung di awal tahun, investor perlu jeli untuk menyerap dan mencermati, informasi-informasi outlook makro ekonomi global maupun dalam negeri. Cermati saham-saham yang memiliki P/E rendah dan ROE diatas 20 persen. Kemudian, secara teknikal perhatikan saham-saham yang oversold dan mencoba rebound mematahkan trend bearish-nya.

Investasi, kata Sriwidjaja, diperlukan agar bisa memenuhi keinginan, melawan inflasi, juga supaya kekayaan aset meningkat dan tak kalah penting untuk mengantisipasi ketidakpastian di masa depan. Untuk itu, sejak dini, ubah pendapatan menjadi investasi, karena jangka panjang mampu melawan inflasi, atau ketika ada uang lebih selalu sisihkan untuk investasi.

“Jika memiliki pendapatan lebih, selalu sisihkan untuk investasi, ada banyak produk investasi di RELI, bisa dipilih sesuai karakteristik dan kebutuhan investor,” katanya.

Pahami prinsip dasar investasi. Antara lain dengan menggunakan dana lebih. Kemudian mencari informasi sebanyak mungkin sebelum mengambil keputusan. Selain itu, tidak tempatkan seluruh dana investasi pada satu jenis instrumen. Serta disiplin melakukan target investasi baik profit maupun cut loss.

Sebelum beli saham kenali seperti apa sahamnya, yang kedua tahu manfaatnya dan apa risikonya, lalu jangan ikut-ikutan orang beli saham yang tidak terlalu mahal ternyata berisiko dan rugi.

Juga waspada penawaran investasi dari perusahaan yang tidak jelas. Selalu cek atau riset bagaimana izin perusahaan investasi tersebut. Karena hanya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang berhak mengeluarkan izin perusahaan investasi di Indonesia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas