Didorong Naiknya Cadangan Devisa, Rupiah Menguat
Jakarta interbank spot dollar rate (Jisdor) berada di Rp 14.031 per dollar AS, menguat 0,52% dari angka kemarin Rp 14.105 per dollar AS.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah yang tadi pagi menguat ke Rp 14.003 per dollar Amerika Serikat (AS) sempat melemah lagi pada siang hari.
Di pasar spot pada pukul 11.52 WIB, kurs rupiah berada di Rp 14.067 per dollar AS, menguat 0,11% ketimbang posisi kemarin pada Rp 14.083 per dollar AS.
Jakarta interbank spot dollar rate (Jisdor) berada di Rp 14.031 per dollar AS, menguat 0,52% dari angka kemarin Rp 14.105 per dollar AS.
Pada pukul 8.32 WIB tadi pagi, rupiah di pasar spot sempat menyentuh Rp 14.003 per dollar AS sebelum akhirnya melemah setelah pukul 11.00 WIB pada Rp 14.101 per dollar AS. Tapi, pelemahan ini hanya berlangsung sesaat.
Faktor domestik seperti cadangan devisa dan Indeks Keyakinan Konsumen (KIK) yang naik turut mendukung keberlanjutan penguatan rupiah. Analis Monex Investindo Futures, Faisyal mengatakan meski data domestik cukup baik, tetapi penguatan rupiah hari ini masih lebih didominasi faktor eksternal.
"Pasar melihat pelemahan dollar AS masih terjadi karena pemerintahan AS masih shut down," kata Faisyal, Selasa (8/1).
Baca: Paling Populer se-Asia, Persib Bandung Punya Pendukung Lebih Banyak dari AS Roma
Rupiah semakin menguat karena cadangan devisa Desember 2018 mencapai US$ 120,7 miliar. Angka ini lebih besar dari akhir November tahun yang sama yakni sebesar US$ 117,2 miliar. Selain itu, penguatan rupiah juga didukung dari IKK Indonesia yang meningkat capai 127,0 di Desember 2018, dari periode November 2018 di 122,7.
Faisyal memproyeksikan sentimen positif yang datang dari eksternal dan internal ini bisa membuat rupiah masih menguat hingga penutupan di hari ini. Meski penguatan rupiah masih dibayangi sikap wait and see pelaku pasar dalam menunggu hasil perundingan AS dan China di hari ini. "Kalau siang nanti kabar dari Beijing positif, rupiah bisa menguat," kata Faisyal.
Penguatan rupiah yang terjadi menjelang siang ini berlawanan dengan pelemahan nilai tukar mata uang Asia. Menurut data Bloomberg, hampir seluruh mata uang Asia melemah terhadap the greenback. Hanya ringgit Malaysia dan rupiah yang saat ini menguat terhadap dollar AS.
Kemarin, indeks dollar AS ditutup pada 95,67 yang merupakan level terendah sejak 18 Oktober 2018. Indeks yang mencerminkan nilai tukar dollar AS terhadap mata uang dunia ini mumbul ke 95,95 pada pukul 11.30 WIB.
Faisyal menambahkan, penguatan rupiah masih mungkin terjadi di hari ini karena dollar masih mendapat tekanan dari data ISM non manufacturing PMI AS melambat ke 57,6 di Desember 2018, dari data di November 2018 yang sebesar 60,7. Faisyal memproyeksikan rupiah berpotensi bergerak di rentang Rp 13.920 per dollar AS hingga Rp 13.980 di penutupan hari ini.
Berita Ini Sudah Dipublikasikan di KONTAN, dengan judul: Rupiah menguat tersokong cadangan devisa yang naik