Sempat Dianggap Gila, Asmadi Sulap Tanah Galian C 30 Hektare Jadi Kebun Buah Beromset Ratusan Juta
Tanah bekas galian C itu tampak hijau dengan aneka tanaman buah yang berasal dari pelosok nusantara dan mancanegara.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Dede Rosadi, Aceh Singkil
TRIBUNNEWS.COM, ACEH SINGKIL - Tanah bekas galian C itu tampak hijau dengan aneka tanaman buah yang berasal dari pelosok nusantara dan mancanegara.
Ada pepaya madu, pisang, apel, lengkeng, matoa, kelapa, durian, nangka Thailand, mangga, jambu madu hingga anggur Brazil.
Ketika sedang musim, pengunjung dipersilahkan memilih dan memetik sendiri buah yang hendak dibelinya.
Pengunjung juga bisa berolah raga dengan berjalan kaki mengelilingi kebun buah, kolam serta berselfie ria di pulau buatan yang dipenuhi tanaman anggur Brazil.
Sebagai pelepas dahaga pengunjung bisa juga memetik kelapa muda yang berderet di sepanjang perjalanan.
Itulah kebun buah milik Asmadi di Desa Bukit Harapan, Kecamatan Gunung Meriah, Aceh Singkil.
Dia membuktikan apabila ada kemauan tanaman buah-buahan dari manapun berasal bisa tumbuh subur dan menghasilkan duit di tanah Aceh Singkil.
"Dalam perhitungan saya setahun bisa dapat Rp 120 juta," kata Asmadi.
Asmadi memang petani ulung, mampu menceritakan detil jenis tanaman, asal bibit, harga, cara perawatan serta teknik pemasaran.
Penjelasan ia sampaikan sambil mengajak pengunjung berkeliling menikmati setiap sudut kebun miliknya.
Serambinews.com bersama Asisten I Setdakab Aceh Singkil, Mohd Ichsan serta warga lain ikut merasakan suasana di kebun Asmadi sore itu.
Asmadi bercerita masa-masa awal merintis ia sempat dianggap gila, lantaran nekat tinggal jauh dari rumah peduduk.
Seiring berjalannya waktu mantan anggota DPRK Aceh Singkil ini, mampu membuktikan kerja kerasnya dengan hasil luar biasa.
"Awalnya dianggap gila, apalagi saat saya tunjuk batu ini duit semua. Sekarang orang baru paham," ujarnya.