CVR Lion Air PK-LQP Ditemukan, Menhub: KNKT Punya Waktu 1 Tahun untuk Analisa Data
KNKT memiliki waktu hingga satu tahun untuk menganalisa data di perekam suara dalam kokpit pesawat tersebut.
Penulis: Ria anatasia
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengapresiasi Komite Nasional dan Keselamatan Transportasi (KNKT) serta TNI Angkatan Laut atas penemuan kotak hitam berisi cockpit voice recorder atau CVR Lion Air PKL-QP yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, 29 Oktober 2019 lalu.
"Dalam upaya menemukan CVR kita memang all out. Saya bangga justru karena ini penemuan oleh kapal TNI AL. Saya mengapresiasi apa yang ditemukan oleh KNKT bersama TNI AL ini pasti berikan suatu makna bagi upaya kita menemukan penyebab dari kecelakaan itu," ungkap Budi saat ditemui di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin (14/1/2019).
Budi menjelaskan, waktu yang diperlukan KNKT untuk menemukan penyebab kecelakaan berkaitan dengan kerumitan data dalam CVR tersebut.
Dia mengatakan, KNKT memiliki waktu hingga satu tahun untuk menganalisa data di perekam suara dalam kokpit itu.
"Tergantung dari komplikasi datanya ya. Tapi sebenarnya suatu penemuan ini punya waktu satu tahun, jadi kita lihat bagaimana kualitas data yang ditemukan itu bisa dieksplor," pungkasnya.
Sebelumnya, Tim penyelam TNI Angkatan Laut gabungan dari Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Kawasan Barat menemukan Cockpit Voice Recorder (CVR) milik pesawat Lion Air nomor penerbangan JT 610 yang jatuh di perairan Karawang beberapa waktu lalu.
Baca: Jusuf Kalla: Bikin Alumni Terbelah, Kalau Mau Dukung Paslon 1 atau 2, Jangan Bawa-bawa Universitas
Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) Letkol Laut (P) Agung Nugroho mengatakan saat ini CVR tersebut sudah berada di KRI Spica I.
"CVR (Cockpit Voice Recorder) Lion Air JT.610 pada pukul 09.10 WIB yang berhasil ditemukan Tim Penyelam (Kopaska & Dislambair) Koarmada I pada kedalaman 8 meter dibawah dasar laut (kedalaman laut 30 meter)," kata Agung.
Baca: Hidayat Nur Wahid: Nggak Ada Untungnya Pasang Foto Gatot Nurmantyo di Baliho Prabowo-Sandi
Namun ia belum bisa memastikan serah terima kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akan dilakukan di atas kapal atau di darat.
"Belum (tahu akan diserahterima di mana). Yang pasti barangnya (CVR) sudah ada di KRI Spica - 943 sekarang," kata Agung ketika dikonfirmasi Tribunnews.com pada Senin (14/1/2019)