Rupiah Melemah, Ini Penjelasan Ekonom
Penantian pasar terhadap arah kebijakan moneter Federal Reserve menyebabkan rupiah hari melemah.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penantian pasar terhadap arah kebijakan moneter Federal Reserve menyebabkan rupiah hari melemah.
Mengutip Bloomberg, Selasa (29/1), rupiah di pasar spot melemah 0,16% menjadi Rp 14.095 per dollar Amerika Serikat (AS). Setali tiga uang, rupiah pada kurs tengah Bank Indonesia pun terdepresiasi 0,43% ke Rp 14.098 per dollar AS.
Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, koreksi pada mata uang Garuda kali ini adalah pelemahan teknikal dan masih wajar. Selain itu, pelaku pasar saat ini cenderung bersikap wait and see sambil menanti hasil FOMC yang akan berlangsung Rabu (30/1) mendatang.
"Pelaku pasar menanti konfirmasi dari The Fed mengenai arah kebijakan moneter AS, apakah lebih rileks ketimbang tahun lalu yang agresif dalam menaikkan suku bunga acuan," jelas dia, hari ini.
Selain itu, dari dalam negeri juga sedikit dorongan terkait permintaan the greenback yang biasanya cukup besar di akhir bulan. "Permintaan dollar AS bisanya membesar untuk pembayaran bahan baku dan minyak," tambah David.
Baca: Ahmad Dhani Divonis 1,5 Tahun Penjara, Mulan Jameela: Percaya dengan Ketetapan Allah
Untuk besok, dia memprediksi rupiah masih bergerak dalam rentang sempit karena pelaku pasar juga masih menanti hasil FOMC dan data inflasi Indonesia bulan Januari.
David memproyeksikan, inflasi bulan Januari 2019 cukup tinggi karena pengaruh kenaikan harga transportasi di awal tahun dan bahan pangan. "Proyeksi kami inflasi Januari ada di level 0,3%-0,5%," ujar dia. Karena itu, dia memperkirakan, besok rupiah bergerak dalam rentang Rp 14.070-Rp 14.120 per dollar AS.
Berita Ini Sudah Dipublikasikan di KONTAN, dengan judul: Rupiah melemah akibat aksi tunggu keputusan The Fed