Melihat dari Dekat Panen Raya Bawang di Solok: Bawang Lebih Besar-Segar Hingga Senyuman Petani
Kuntoro Boga Andri menjelaskan, saat ini Solok kini menjadi sentra bawang terbesar di Indonesia selain Jember, NTB dan Brebes.
Penulis: Yulis Sulistyawan
TRIBUNNEWS.COM, SOLOK - Teriakan tolak impor bawang sempat menggema dari Bukit Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat di tengah cuaca mendung dan berkabut pada Selasa (29/1/2019) siang.
Teriakan tersebut bukan aksi massa atau demonstrasi menentang impor bawang merah.
Melainkan curahan hati para petani bawang merah di Solok yang berharap agar harga bawang tersebut stabil tinggi.
Dan tak lagi cerita harga bawang jatuh di bawah Rp 10 ribu per kilogram sehingga petani merugi.
Ketua Kelompok Tani Tuah Saiyo yakni Misardi menjelaskan, harga bawang merah saat ini relatif baik yakni kisaran 12.000 - 14.000 perkilogram.
Baca: Kembangkan Budidaya Bawang Merah Off Season, Solok Produksi Sepanjang Tahun
"Petani bisa untung bagus, kalau harga Rp 15 ribu perkilogram," ujar Misardi bersama petani lain di sela-sela panen raya bawang merah jenis SS Sakato di Bukit Gumanti, Solok.
Dengan penuh semangat,para petani secara riang memanen bawang merah di Bukit Gumanti yang berketinggian 1400 mdpl dari laut.
Tak hanya pria dan wanita, beberapa petani muda dan anak-anak ikut memanen bawang SS Sakato berukuran besar di banding bawang di Jawa.
Sesekali mereka bercanda saat diabadikan kamera. "Hore, kita masuk tivi," canda para petani.
Tribunnews.com yang hadir di Bukit Gumanti menyaksikan, bawang merah di Solok, ukurannya lebih besar dan aroma bawangnya pun menguar kuat.
"Baunya bawang di sini juga lebih segar di banding bawang jenis lain," jelas Kepala Biro Humas Kementerian Pertanian Kuntoro Boga Andri yang memimpin rombongan Kementan meninjau panen raya bawang merah di Solok.
Sentra Bawang
Kuntoro Boga Andri menjelaskan, saat ini Solok kini menjadi sentra bawang terbesar di Indonesia selain Jember, NTB dan Brebes.
Ditambahkan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Solok, Admaizon, keunggulan bawang merah Solok yakni, bawang terus ditanam sepanjang musim.
Baca: Kembangkan Budidaya Bawang Merah Off Season, Solok Produksi Sepanjang Tahun
"Kalau petani bawang di Brebes, Jember itu menanam bawang merah sekitar Juli,Agustus, September. Setelah itu petani di Jawa menanam padi. Tapi kalau di Solok, petani terus menanam bawang sepanjang musim," jelas Admaizon.
Misardi membenarkan. Menurutnya, setiap tahun petani bisa menanam 3-4 kali bawang merah. "Rata-rata menanam tiga kali," jelas Misardi.
Tanaman bawang merah, dipanen diusia 90 hari atau tiga bulan.
Tak Ada Impor
Kepala Dinas Pertaniana Propinsi Sumatera Barat, Chandra yang hadir pada panen raya bawang merah di Bukit Gumanti menjelaskan, petani di Solok pernah mengalami masa sulit sekitar tahun 2017 lalu.
Saat itu, harga bawang merah di Solok kurang dari Rp 10 ribu perkilogram.
Baca: Sentra Jagung Nasional Dipastikan Sedang Panen Raya
Chandra menduga, turunnya harga tersebut lantaran ada permainan harga dari tengkulak serta adanya impor bawang.
Kuntoro Boga Andri meluruskan, bahwa tidak ada impor bawang merah.
Yang terjadi adalah, terdapat afkiran dari bawang bombay yang diimpor, yakni bawang bombay ukuran kecil, lalu dijual ke pasar.
"Jumlahnya tidak banyak," jelas Kuntoro Boga Andri.
Chandra berharap, pemerintah pusat bisa terus mempertahankan harga bawang merah di level 15 ribu perkilogram, sehingga bisa menyejahterakan petani bawang.
100 ribu ton
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Solok, Admaizon menjelaskan, Solok kini menjadi sentra bawang terbesar di Sumatera Barat.
Tahun 2018, luasan lahan bawang merah mencapai 8790 hektar
Baca: Sentra Jagung Nasional Dipastikan Sedang Panen Raya
"Menteri Pertanian menargetkan, luasan lahan di Solok bisa mencapai 10.000 hektar di akhir tahun 2019 ini," lanjut Admaizon.
Kuntoro Boga Andri menjelaskan, produksi bawang di Solok diharapkan mencapai 100 ribu ton.
Bawang SS Sakato asal Solok ini, mengisi pasar bawang di Jawa tatkala tak ada lagi panen bawang di Brebes maupun Jember.
"Karena bawang di Solok ditanam sepanjang musim. Jadi terus panen sepanjang tahun," terang Kuntoro Boga.
Pemerintah berharap, ke depannya bawang merah asal Indonesia khususnya dari Solok ini bisa diekspor ke luar negeri.
"Jadi, target pemerintah adalah ekspor bawang," tegas Kuntoro Boga Andri.