Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Tiga Tantangan Industri FMCG Indonesia di 2019

Data McKinsey memperkirakan, pada tahun 2022, nilai pasar e-commerce di Indonesia akan mencapai 65 miliar dollar AS (sekitar Rp 948 triliun).

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Tiga Tantangan Industri FMCG Indonesia di 2019
HandOut/Ist
Sirclo menjalankan lini usaha bernama Sirclo Commerce, sebuah channel management solution (CMS) yang membantu brand untuk berjualan di berbagai kanal marketplace 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Industri e-commerce atau perdagangan online di Indonesia membuka kesempatan ekonomi dan peluang baru bagi berbagai sektor bisnis.

Data McKinsey memperkirakan, pada tahun 2022, nilai pasar e-commerce di Indonesia akan mencapai 65 miliar dollar AS (sekitar Rp 948 triliun).

Kemajuan industri ini telah memungkinkan bisnis Fast Moving Consumer Goods (FMCG) untuk menjangkau pembeli dari semua daerah Indonesia dalam platform digital, tanpa dihambat oleh faktor jarak dan waktu.

Memasuki tahun 2019, Sirclo, sebuah layanan penyedia solusi e-commerce, memaparkan beberapa tantangan yang akan dihadapi oleh pelaku bisnis FMCG dalam era digital ini.

Adapun Sirclo menjalankan lini usaha bernama Sirclo Commerce, sebuah channel management solution (CMS) yang membantu brand untuk berjualan di berbagai kanal marketplace.

Sirclo Commerce sendiri sudah melayani sejumlah klien ternama dari industri FMCG seperti KAO, Arnotts, dan Quaker Oats.

Sirclo melakukan penelitian dan menggali insight dari klien FMCG yang dimiliki, dan menyimpulkan setidaknya tiga tantangan utama yang dapat menghambat laju usaha FMCG jika tidak dikelola secara baik.

Berita Rekomendasi

Pertama, bisnis FMCG kesulitan untuk membangun keterampilan baru karena keterbatasan sumber daya manusia dan finansial.

Misalnya, ketika usaha ritel hendak beralih ke kanal penjualan secara digital, maka dibutuhkan karyawan yang memahami infrastruktur informatika dan teknologi. Padahal, tidak semua pelaku usaha memiliki modal dan pembiayaan untuk melakukan perekrutan secara permanen.

Tantangan inilah yang membuat Brian Marshal mencetuskan ide untuk mendirikan SIRCLO Commerce.

“Kami ingin membantu para pelaku usaha FMCG untuk memanfaatkan sistem yang efisien dan lebih terjangkau. Dengan begitu, mereka dapat menekan biaya operasional dan mendorong pertumbuhan transaksi,” ungkap Brian, founder dan CEO Sirclo.

Kedua, dengan kehadiran banyaknya kanal penjualan online, mulai dari website sendiri hingga platform marketplace, banyak brand yang kewalahan dalam menjalankan hal-hal administratif.

Penjual harus selalu siap sedia untuk membalas pesan satu per satu, menjawab komplain, atau mengecek stok secara manual. Pekerjaan repetitif ini menjadi beban yang mengonsumsi banyak waktu karyawan.

Untuk membantu brand menangani tantangan tersebut, Brian memperlebar layanan yang ditawarkan oleh Sirclo Commerce.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas