Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Digerojok Modal Investor Global sampai Triliunan Rupiah, GOJEK Tetap Dimiliki Nadiem Cs

GO-JEK kembali memperoleh pendanaan dari investor global. Nilainya disebut-sebut mencapai Rp 14 triliun.

Editor: Fajar Anjungroso

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - GO-JEK kembali memperoleh pendanaan dari investor global. Nilainya disebut-sebut mencapai Rp 14 triliun.

Ibarat pemilik rumah, GOJEK punya hak penuh siapa tamu yang boleh datang. GOJEK juga berhak mengatur tata krama selama si tamu
bertandang.

Ini jawaban yang paling pas untuk menjawab pertanyaan yang santer beredar belakangan ini, siapa pemilik GO-JEK saat ini?

Maklum, perusahaan ini mendapat banyak pendanaan. GO-JEK mendapat sekitar US$ 1 miliar dari Google, Tencent dan JD.com.

Sebelumnya, sejumlah konglomerasi raksasa Indonesia, seperti Grup Astra dan Grup Djarum, juga masuk ke GO-JEK.

Pengurus GO-JEK masih menjadi pemilik resmi start up unicorn dalam negeri ini. Data Ditjen AHU per Oktober 2018 mengungkapkan, salah
satu pengurusnya adalah Nadiem Makarim.

Dia memegang saham seri D,E, dan I. Totalnya sekitar 58.416 saham. Ini hanya setara sekitar 5% dari modal ditempatkan GO-JEK, yakni
sebanyak 1,21 juta saham. Selebihnya dimiliki pemegang saham lain.

BERITA REKOMENDASI

Ekonom dan Senior Researcher Creco Consulting Raden Pardede menyebut, perusahaan global kerap menggunakan skema saham
dual class saat melepas sebagian kepemilikan saham ke investor.

Ini mirip yang dilakukan GO-JEK. Contohnya, Facebook. Mark Zuckerberg hanya pemegang saham minoritas. Tapi, dia masih memiliki
kendali penuh atas Facebook. Sebab, saham yang diperdagangkan di publik cuma punya hak suara 60%.

Contoh lain Snap Inc. Saat initial public offering (IPO) senilai US$ 3,4 miliar pada 2017, aplikasi berbagi foto ini tak memberi hak suara untuk
saham publik.

Raden menambahkan, merupakan hal yang positif jika GO-JEK mengadopsi skema tersebut. Sebab, skema dual class menunjukkan jika investor memberikan kepercayaan kepada pendiri untuk memimpin dan mengelola.

"Itu bukti pengakuan dan kepercayaan untuk meneruskan dan mengembangkan perusahaan jangka panjang,” jelas Raden.

Baca: Dapat Guyuran Modal Global Lagi, Pendiri Gojek Pastikan Tetap Pegang Kendali

Head of Equity Capital Market Samuel International Harry Su menilai, belum ada skema dual class di Indonesia. "Tapi, kalau golden share
ada," ujar dia seperti dikutip dari KONTAN belum lama ini.

Golden share adalah saham yang bisa mengalahkan semua saham lainnya. Ini mencegah adanya hak suara yang terlalu kuat dari
investor dengan porsi kepemilikan besar.

Kalau di BUMN, istilahnya saham dwiwarna. Saham ini hanya selembar dan dimiliki oleh negara. Dengan saham tersebut, pemerintah memiliki hak veto yang besar terhadap pengendalian dan rencana bisnis, bahkan aksi korporasi besar perusahaan.

Pendiri Alibaba Group, Jack Ma, kini juga hanya memiliki 5,6% saham raksasa e-commerce dunia tersebut. "Jika ingin terus berlari untuk
jangka panjang, harus dengan banyak orang,", tutur dia.

Berita ini sudah tayang di kontan berjudul Pendiri Tetap Menjadi Pemegang Kendali

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas