Menilik Kembali Keuntungan Dari Divestasi Freeport
Berikut beberapa keuntungan setelah Holding Industri Pertambangan PT Inalum (Persero) merampungkan akusisi tersebut pada akhir tahun lalu.
Editor: Content Writer
Akusisi saham 51% PT Freeport Indonesia (PTFI) kembali ramai menjadi perbincangan. Berikut beberapa keuntungan setelah Holding Industri Pertambangan PT Inalum (Persero) merampungkan akusisi tersebut pada akhir tahun lalu.
1. Keuntungan finansial
Inalum mengeluarkan US$3.85 miliar (Rp 54 triliun) untuk akusisi PTFI. Mengutip dokumen Inalum, laba bersih PTFI tiap tahunnya diprediksi akan mencapai diatas US$2 miliar per tahun dari 2023 hingga 2041. Jika Inalum memiliki 51% maka, perusahaan akan diproyeksikan mendulang US$18 miliar (Rp 261 triliun) laba bersih dari PTFI dalam kurun waktu tersebut.
2. Keuntungan manajemen
Mengutip dokumen Inalum, setelah PTFI beroperasi selama 51 tahun, justru sekarang pihak Indonesia memiliki pengaruh yang signifikan dalam penentuan dividen, anggaran dasar, direksi dan komisaris.
3. Posisi PTFI dibawah pemerintah
Rampungnya akusisi PTFI juga berdampak pada berubahnya operasional PTFI dari berdasarkan Kontrak Karya (KK) jadi berdasarkan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). Sewaktu beroperasi melalui KK, kedudukan PTFI setara dengan Pemerintah Indonesia dan bahkan KK berlaku layaknya sebuah undang-undang. Dengan beralihnya KK menjadi IUPK, maka status PTFI saat ini berada dibawah pemerintah.
4. Cadangan Emas Terbesar di Dunia
Tambang emas terbesar di dunia ternyata ada di Indonesia, tepatnya di Kabupaten Mimika, Papua. Namanya tambang Grasberg, dan selama ini dikelola oleh PTFI. Kekayaan tambang tersebut, yang terdiri dari emas, tembaga, dan perak, diperkirakan memiliki nilai lebih dari US$ 150 miliar atau Rp 2.190 triliun. Mengutip dokumen Inalum, emas dan tembaga di tambang bawah tanah Grasberg diperkirakan tidak akan habis hingga 2060.
5. Masyarakat Papua Diuntungkan
Dari 100% saham PTFI, 10% nya akan dimiliki oleh pemerintah lokal Papua sehingga masyarakat Papua bisa merasakan manfaat langsung dari sumber daya alamnya. Namun hingga kini saham tersebut masih dipegang Inalum dan belum dapat diberikan ke Pemda Papua dikarenakan masih berlangsungnya proses negosiasi antara Pemda Provinsi Papua dengan Pemda Kabupaten Mimika terkait pembentukan BUMD untuk menampung saham tersebut.
6. Penyerapan Tenaga Kerja Lokal
PTFI memiliki kapasitas untuk menyediakan 30 ribu lapangan pekerjaan. Tenaga kerja di PTFI saat ini mayoritas orang Indonesia. Hingga Maret 2018, jumlah karyawan di PTFI yang secara langsung direkrut oleh PTFI adalah 7.028. Sekitar 2.888 karyawan adalah orang Papua.
8. Pengembangan Masyarakat Setempat
Kehadiran PTFI menyumbang terhadap pengembangan masyarakat setempat. PTFI di 2018 berkomitmen untuk membangun masyarakat lokal di daerah operasional PTFI. Di 2017, PTFI total menyumbangkan US$ 44 juta dan US$ 33 juta di 2016.
9. Sumber Perekonomian Daerah Papua
Sekitar 90% kegiatan ekonomi 300 ribu penduduk Kabupaten Mimika bergantung pada operasional PTFI. Di masa depan, pengembangan ekonomi lokal akan menjadi salah satu prioritas agar masyarakat menjadi mandiri.
10. Alih teknologi dan pengetahuan
Tambang bawah tanah Grasberg yang dioperasikan oleh PTFI adalah tambang yang paling rumit di dunia. Tambang tersebut menjadi tempat belajar terbaik untuk para ahli tambang di Indonesia sehingga pengetahuan mereka dapat diterapkan di tambang bawah tanah lain di Indonesia dan di negara lain. (*)