Dirut Garuda Indonesia: Kami akan Negosiasi Pesan Pesawat Boeing Jenis Lain
Di tanah air, ada dua maskapai yang memiliki pesawat jenis ini, yakni Lion Air dan maskapai penerbangan plat merah Garuda Indonesia.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hendra Gunawan

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jatuhnya pesawat Boeing 737 Max 8 milik Ethiopian Airlines membuat industri aviasi dunia akhirnya 'melakukan' grounded atau pembekuan pada pesawat jenis itu.
Dua negara yang akhirnya menyusul sikap tersebut adalah Meksiko dan Brazil.
Di tanah air, ada dua maskapai yang memiliki pesawat jenis ini, yakni Lion Air dan maskapai penerbangan plat merah Garuda Indonesia.
Garuda pun rencananya akan mendatangkan 49 unit pesawat Boeing 737 Max 8, namun rencana tersebut kini tengah dikaji ulang pasca kecelakaan fatal yang melibatkan maskapai Ethiopian Airlines.
Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara mengatakan pihaknya memang tidak menutup kemungkinan akan membatalkan pesanan kepada Boeing Co.
Baca: Intip Tas Selempang Mewah yang Dikenakan Nagita Slavina Saat Kunjungi Gedung DPR
Namun ada opsi lain yang akan dicoba perusahaan yang berada di bawah naungan Kementerian BUMN itu.
Opsi tersebut adalah dengan melakukan negosiasi dengan pihak Boeing untuk mengganti Boeing 737 Max 8 dengan jenis lainnya.
"Kami akan melakukan negosiasi dengan menggunakan Boeing yang lain," ujar Ari,,saat ditemui di Kementerian BUMN, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (14/3/2019).
Negosiasi dengan pihak Boeing sebenarnya telah dilakukan Garuda Indonesia sebelum adanya peristiwa kecelakaan pesawat Boeing 737 Max 8 milik Lion Air dan Ethiopian Airlines.
Baca: Ditlantas Polda Metro Jaya: 2018 Kecelakaan Didominasi Anak Muda
Dari 49 pesanan pesawat jenis itu, maskapai Garuda sebelumnya ingin mengurangi menjadi 20 unit.
Terkait penukaran jenis pesawat, Garuda memilih untuk mengganti dengan pesawat yang memiliki nilai harga yang sama, yakni sekitar USD 60 juta hingga USD 70 juta per unit.
Namun dengan peristiwa naas yang menimpa satu maskapai tanah air dan satu maskapai asing bari-baru ini, menurut Ari, pihaknya tentu akan mempertimbangkan kembali pemesanan itu.
Ia menegaskan bahwa Garuda Indonesia mengedepankan pembelian pesawat yang aman bagi penumpang.
"Karena yang penting bagi Garuda, bagaimana mendapat pesawat yang 'safety' dan 'reliable' pada 2021 on board," kata Ari.

Proses negosiasi dilakukan juga lantaran saat ini Federal Aviation Administration (FAA) telah melakukan pembekuan terhadap Boeing 737 Max 8 untuk sementara waktu.
Perlu diketahui, Garuda Indonesia sebelumnya memang telah memesan pesawat Boeing 737 Max 8 sebanyak 49 unit.
Pesawat-pesawat tersebut nantinya akan didatangkan secara bertahap selama beberapa tahun ke depan, yakni mulai tahun 2021 hingga 2030 mendatang.
Garuda Indonesia diketahui saat ini hanya memiliki satu pesawat jenis Boeing 737 Max 8 yang disebut telah dimiliki maskapai tersebut sejak 2017 lalu.