Capri Nusa Groundbreaking Proyek Resort
Resort and spa yang dibangun Capri Nusa terletak di Pantai Atuh, Nusa Penida. Kelak, selain villa, di proyek ini juga akan hadir hotel, theme park
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM – PT Capri Nusa Satu Properti Tbk melaksanakan peletakan batu pertama (groundbreaking) The Atuh Beach Resort di Nusa Penida, Bali, Selasa (30/4).
Untuk tahap awal, pembangunan resort menempati areal seluas 2,5 hektare (ha) dari total luas lahan 50 ha.
“Groundbreaking ini merupakan perwujudan komitmen kami terhadap rencana bisnis yang telah ditetapkan. Kami optimistis, bisnis pariwisata di Nusa Penida sangat potensial,” ujar Jansen Surbakti, direktur utama PT Capri Nusa Satu Properti Tbk, di Nusa Penida, Bali, Selasa (30/4/2019).
Dia menjelaskan, dalam pembangunan tahap awal dibangun 30 unit villa.
Sebanyak 15 villa di antaranya ditargetkan sudah dapat beroperasi pada Desember 2019. “Investasi pembangunan tahap awal membutuhkan sekitar Rp 45 miliar,” ujarnya.
Resort and spa yang dibangun Capri Nusa terletak di Pantai Atuh, Nusa Penida. Kelak, selain villa, di proyek ini juga akan hadir hotel, theme park, dan luxury mansion.
“Bisnis resort di daerah Nusa Penida sangat potensial karena ditopang oleh industri pariwisatanya yang terus berkembang dan ramai dikunjungi wisatawan,” papar Jansen.
Menurut dia, Nusa Penida cukup potensial dan berkembang sebagai destinasi baru pariwisata di Bali.
Saat akhir pekan, ribuan turis berkunjung ke Nusa Penida, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara.
Namun, sekitar 95% turis menginap di luar Nusa Penida karena belum banyak penginapan di lokasi berdirinya proyek Capri Nusa.
Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Kabupaten Klungkung, I Made Sudiarkajaya, mengatakan bahwa bisnis pariwisata sangat prospektif.
Setiap hari, ada sekitar lima ribu orang, wisatawan mancanegara maupun wisatawan lokal, berkunjung ke Nusa Penida melalui Nusa Dua, Sanur, dan Klungkung.
“Prospek di Nusa Penida masih sangat bagus dan jumlah kamar berstandar internasional masih kurang”, ujar I Made Sudiarkajaya, di sela groundbreaking.
Menurut Jansen, optimisme pihaknya juga ditopang oleh lokasi resort berdiri yang berada di pantai sangat indah dan asri. “Selain itu, ditopang oleh pengembangan resort yang mengusung konsep berbasis budaya,” katanya.
Dia menambahkan, langkah pemerintah yang serius mengembangkan industri pariwisata di Tanah Air ikut menopang bisnis properti pariwisata (leisure property). Keseriusan pemerintah itu dapat dilihat dari kebijakan membangun infrastruktur pendukung pariwisata seperti jalan dan bandara.
“Optimisme kami juga ditopang oleh posisi Bali yang merupakan sentra pariwisata nomor satu di Indonesia,” ujar Jansen.
Indonesia mencatat pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sebesar 12,58% pada 2018 menjadi 15,8 juta wisman.
Pada 2019, pemerintah menargetkan 20 juta wisman. Sementara itu, kunjungan wisman ke Bali pada 2018 tumbuh 6,54% menjadi sekitar 6,07 juta wisman dibandingkan 2017 yang sekitar 5,69 juta wisman. (*)