Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Prospek Industri Farmasi Ditengah Penguatan Nilai Tukar

Jalan keluar lainnya yang juga sedang dikaji adalah rencana menaikkan iuran BPJS kesehatan, yang langsung mendapat kritik

Penulis: Hendra Gunawan
zoom-in Prospek Industri Farmasi Ditengah Penguatan Nilai Tukar
Medicalnewstoday
Ilustrasi 

Strategi Produsen Obat-Obatan

Potensi pasar domestik yang masih terbuka lebar ini, sebenarnya sangat disadari oleh produsen obat-obatan seperti PT Kimia Farma, PT Kalbe Farma, Biofarma, Darya Varia dan lainnya.

Beberapa perusahaan farmasi bahkan melakukan pertumbuhan secara non- organik, diantaranya PT Kimia Farma yang baru saja mengakuisisi 57% saham PT Phapros Indonesia senilai Rp 1,361 triliun, untuk meningkatkan pangsa pasar Kimia Farma sekaligus memperluas jaringan distribusi.

Kimia Farma sebagai salah satu produsen obat yang memiliki produk cukup beragam baik obat-obatan bermerk atau lebih dikenal dengan obat paten hingga obat generik yang lebih banyak dipakai oleh pengguna BPJS kesehatan, dan juga memiliki apotik yang dilengkapi dengan klinik, memiliki peluang yang cukup besar untuk merambah masyarakat kelas atas hingga kelas bawah, sehingga menjadi pemimpin untuk pasar retail obat-obatan.

Perusahaan berkode saham KAEF ini juga sebelumnya telah mengakuisisi jaringan ritel farmasi asal Arab Saudi Dawaa Medical Ltd.Co, dengan kepemilikan saham mencapai 60%.

Melalui akuisisi ini, Kimia Farma berharap bisa menjadi pintu masuk untuk memperluas penetrasi pasar di Timur Tengah, selain memberikan pelayanan kesehatan bagi Jemaah haji dan warga negara Indonesia yang ada di Arab Saudi.

PT Kalbe Farma masih tetap fokus tumbuh secara organic dengan membangun pabrik obat baru demi memenuhi permintaan obat di dalam negeri maupun pasar ekspor yang telah mencapai ASEAN hingga Timur Tengah, bahkan Kalbe tengah menjajaki pasar Cina.

Berita Rekomendasi

Perusahaan berkode saham KLBF ini juga berani melakukan investasi yang cukup besar untuk penelitian dan pengembangan atau research and development (R&D) senilai Rp 200 miliar dengan menggandeng Perusahaan dari Cina dan Korea Selatan.

PT Darya Varya Laboratoria yang menjadi pemimpin untuk segmen consumer health maupun obat bebas seperti Enervon-C dan Nature-E, berupaya untuk menahan kenaikan harga dan menggenjot pasar ekspor untuk menjaga kinerja perseroan.

Kinerja Darya Varya tidak terlalu dipengaruhi oleh permasalahan yang membelit BPJS karena perusahaan berkode saham DVLA ini, hanya mengisi obat resep kategori gastro ethical atau obat lambung.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas