Program Demplot di NTB Terbukti Dongkrak Produktivitas Bawang Merah sampai 20 Ton/Hektare
Program demonstration plot (demplot) yang dilakukan Anak Usaha PT Pupuk Indonesia (Persero) mampu meningkatkan produktifitas padi, jagung, dan bawang
Penulis: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program demonstration plot (demplot) yang dilakukan Anak Usaha PT Pupuk Indonesia (Persero) mampu meningkatkan produktifitas padi, jagung, dan bawang.
Program yang diimplementasikan Pupuk Kujang Pupuk Sriwidjaja Palembang serta Petrokimia Gresik dan Pupuk Kaltim ini merupakan bentuk layanan dan edukasi kepada petani untuk mendorong produktifitas lahan dan hasil pertanian.
Caranya dengan mengedukasi langsung penggunaan pupuk secara tepat dan berimbang sehingga hasil panen yang didapatkan lebih maksimal.
Hingga April 2019, program demplot ini tercatat telah dilakukan di 109 unit di antaranya, NTB, Jatim, Jabar dan Jateng.
“Dengan jenis tanaman yang berbeda dengan karakteristik lahan yang beragam, maka dibutuhkan pola pemupukan yang sesuai untuk mendorong produktifitas lahan” jelas Kepala Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana dalam keterangan tertulis.
Sebagai contoh, program demplot ini dilakukan Pupuk Kaltim bersama Kelompok Tani Ambalawi Jaya di Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima, Nusa Tengara Barat (NTB).
Program itu terbukti dapat meningkatkan produksi bawang merah hingga 30% atau mencapai 20 ton per ha.
Baca: Pupuk Indonesia Siapkan 5.500 Kursi Mudik Gratis, Pendaftaran sampai 20 Mei
Program demplot ini diterapkan pada lahan 0,25 Ha dengan komposisi pemupukan Urea (Prill Daun Buah) 300Kg/Ha, NPK Phonska 300 Kg/Ha dan Pupuk Daun 30 liter/Ha.
Perlakuan II (PKT-1) pada lahan 0,25 Ha, dengan komposisi pemupukan Urea (Prill Daun Buah) 300Kg/Ha, NPK Pelangi (16-16-16) 300 Kg/Ha, Organik 5000 Kg/Ha dan Ecofert 40 Kg/Ha.
Menurut Damrus dari Kelompok Tani Ambalawi Jaya, program Demplot dengan pola pemupukan berimbang menggunakan produk NPK Pelangi komposisi 16-16-16 dari Pupuk Kaltim.
Selama ini, sambung dia, petani bawang merah di Kecamatan Ambalawi hanya mampu menghasilkan 15 ton per hektare, itu pun jika didukung cuaca cerah.
Namun pada demplot kali ini, meski curah hujan terbilang tinggi, ternyata tidak mempengaruhi hasil panen yang jauh lebih
signifikan.
“Umbi bawang yang dihasilkan juga jauh lebih besar dari biasanya. Apalagi kalau musim hujan seperti saat ini, pasti banyak yang busuk. Tapi hasil demplot sepertinya tidak terpengaruh curah hujan dan panen tetap maksimal,” ujar Damrus.
Lain halnya di Kabupaten Sumenep. Program demplot ini dilakukan Petrokimia Gresik dengan menggunakan NPK Phonska Plus.
Program ini terbukti meningkatkan hasil panen padi di wilayah tersebut sebanyak rata-rata 7,2 ton per hektarnya.
“kenaikannya signifikan, sekitar 1,5 ton per hektar, karena selama ini saya panen padi di sawah paling hanya 5,7 ton, bahkan pernah hanya mencapai 4,5 ton per hektarnya," ujar Ketua Gapoktan Al-Mawwada, Imron Fauzi.