Kata Analis soal Dampak Lima Tahun Kerja Joko Widodo Terhadap Pasar Saham
Sejumlah analis dan direksi Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai kinerja Jokowi 5 tahun sebelumya menyumbang dampak positif
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari ini Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan pasangan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Sejumlah analis dan direksi Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai kinerja Jokowi 5 tahun sebelumya menyumbang dampak positif bagi pasar modal.
Asal tahu saja, pagi ini setelah hasil rekapitulasi diumumkan IHSG dibuka menguat 0,94% atau 55,576 poin ke level 5.962,70. IHSG berakhir dengan kenaikan 0,75% ke 5.951,37.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa, Laksono Widodo menjelaskan, di bawah rezim Jokowi periode pertama 5 tahun ini memberikan dampak positif terhadap perkembangan pasar modal terutama pasar saham.
"Satu hal yang berhasil adalah pembangunan infrastruktur karena capaiannya yang sangat terukur," kata Laksono kepada Kontan.co.id, Selasa (21/5).
Meski demikian, Laksono menjelaskan pencapaian infrastruktur ini jangan dilihat dari satu sisi saja. Melainkan dari keseluruhan dampak positif ke ekonomi. Misalnya saja penurunan biaya transportasi, percepatan angkutan barang dan efisiensi di bidang transportasi secara umum.
Menurut Laksono ada beberapa hal yang masih harus dibenahi pemerintah berikutnya seperti peningkatan kualitas pendidikan untuk kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
"Kemudian undang-undang Pasar Modal yang sudah saatnya ditinjau kembali oleh pemerintah selanjutnya," ujarnya.
Laksono bilang UU Pasar Modal sebenarnya sudah efektif sejak 1995. Namun perlu ada perbaikan seiring dengan berjalannya waktu dan perubahan teknologi.
Sejumlah analis juga menilai 5 tahun periode pertama Joko Widodo memimpin Indonesia memberikan efek positif terhadap pasar saham.
Analis Head of research MNC Sekuritas Thendra Crisnanda menjelaskan dapat terlihat dari peningkatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 26,94% dari level 5.227 pada penutupan tahun 2014.
"IHSG juga mencapai level tertinggi (all time high) di level 6.693 tahun 2018," jelasnya.
Pencapaian IHSG tersebut dinilai baik di tengah ketidakpastian yang terjadi di global dan domestik.
Menurut Thendra capaian yang diraih pemerintah petahana selama 5 tahun belakangan ini adalah realisasi pengembangan infrastruktur yang merata dari Indonesia Barat hingga Timur.