Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Tingkatkan Daya Saing, BP Batam Integrasikan Kegiatan Logistik dan Komoditas

Sebagai lembaga Badan Layanan Umum (BLU) yang bertugas untuk membangun dan mengelola Batam, BP Batam terus memberi inovasi

Editor: Sanusi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagai lembaga Badan Layanan Umum (BLU) yang bertugas untuk membangun dan mengelola Batam, BP Batam terus memberi inovasi untuk meningkatkan daya saingnya.

Hanya berselang enam hari dari kerjasama antara dClinic International guna mengembangkan sistem Blockchain Kesehatan Publik pertama di Indonesia, kini BP Batam kembali mengadakan Penandatanganan Nota Kesepahaman tentang Kerjasama Proyek Percontohan Indonesia Blockchain Logistics bersama PLMP Fintech LTD dan PT Central Distribusi Batam.

Kegiatan tersebut berlangsung di Ruang Rapat Mahakam, Gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada Rabu (29/5) siang, dan dihadiri oleh Kym Kee selaku Wakil Direktur PLMP Fintech PTE.LTD; Komisaris PT Central Distribusi Batam, Agus Riyanto; Direktur Utama PT Sarinah, Ngurah Yasa; dan Kepala BP Batam, Edy Putra Irawady.

Baca: Kembaran Ducati Monster Buatan China Dijual Rp 67 Juta di Jakarta Fair

“Kerjasama ini merupakan salah satu bentuk wujud prioritas dan komitmen BP Batam untuk tahun 2020 dengan mengintegrasikan kegiatan logistik dan komoditas. Nah, kami menghadirkan teknologi Blockchain yang disebut sebagai Smart Contract. Terobosan ini merupakan hal yang krusial, karena logistik adalah kunci dari perekonomian nasional,” ujar Edy Putra Irawady, selaku Kepala BP Batam, Rabu (29/5/2019).

Edy menambahkan, teknologi Smart Contract nantinya akan menggunakan layanan Data Center dari Pusat Data dan Sistem Informasi (PDSI) BP Batam, sebagai salah satu entitas bisnis di BP Batam.

Adapun tantangan yang dihadapi adalah penerapan pemerataan implementasi teknologi di Batam dan kesesuaian bentuk bisnis yang dipersiapkan untuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

“Kita sudah memiliki fasilitasnya dan perbaiki infrastrukturnya, jadi sesegera mungkin bisa terlaksana. Walau ini dirancang dalam bentuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), kita jalan dulu. Implementasinya saya harapkan maksimal tiga bulan setelah penandatanganan perjanjian kerjasama,” pungkas Edy.

Berita Rekomendasi

Teknologi Blockchain sendiri merupakan platform desentralisasi atau Digital Legder, dimana transaksi dapat terekam dan terintegrasi secara digital.

“Sistem ini tidak menggunakan pihak ketiga. Sederhananya, catatan transaksi-transaksi yang sudah terjadi, disimpan oleh lebih dari satu komputer Jadi akan lebih susah untuk men-hack sistem ratusan bahkan ribuan komputer,” jelas Wakil Direktur (Chief Operating Officer) PLMP Fintech PTE.LTD, Kym Kee.

Kym juga mengungkapkan bahwa kecil kemungkinan adanya gangguan untuk semua komputer pada waktu yang sama. Menggunakan metode konvensional biasanya akan menimbulkan trust issue. Sehingga dengan jaringan peer-to-peer yang Blockchain miliki, hal tersebut dapat teratasi.

“Sedangkan Smart Contract sendiri adalah kripton kontrak yang mengizinkan penggunanya untuk mentransfer aset secara digital, baik mengontrol transfer mata uang digital atau aset antar pihak dalam kondisi tertentu,” lanjut Kym.

Kontrak tersebut kemudian akan tersimpan di dalam teknologi Blockchain dan bersifat immutable atau tidak bisa diubah.


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas