AirAsia Bocorkan Kinerja Kuartal II Membaik
Direktur Utama AirAsia Indonesia, Dendy Kurniawan mengungkapkan, kinerja perusahaan pada kuartal II menunjukkan tren positif dibandingkan kuartal I.
Penulis: Ria anatasia
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama AirAsia Indonesia, Dendy Kurniawan mengungkapkan, kinerja perusahaan pada kuartal II menunjukkan tren positif dibandingkan kuartal I tahun ini.
Dia mengakui pada kuartal I perusahaan merugi.
Namun, kondisinya lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sementara untuk kuartal II tahun ini, menurutnya, akan lebih baik lagi.
Baca: Komisi III DPR RI Bantah Buru-buru Rampungkan RUU KUHP
Baca: Tinjau KEK Likupang, Jokowi Tekankan Pentingnya Kerja Terintegrasi untuk Majukan Pariwisata
Baca: Konsumsi Sabu, Empat Mahasiswa di Palangkaraya Ditangkap
Baca: PDIP: Tidak Harus Minta Jatah Menteri, Pasti Akan Diberi yang Terbaik
Meski begitu, Dendy belum bisa merilis angka pasti terkait data perusahaan tersebut.
"Saya optimis, saya sudah lihat draft-nya sih Alhamdulillah bagus cuma nanti detil resminya tunggu minggu depan," ucapnya di sela-sela peluncuran buku Tony Fernandes "Flying High" di Jakarta, Kamis (4/7/2019).
Pada kuartal I, Dendy mengatakan telah menambah satu armada baru.
Sementara itu, untuk kuartal II pihaknya mengaku akan menambahkan empat armada lagi.
Hal tersebut diharapkan bisa meningkatkan tingkat keterisian penumpang AirAsia.
"Kami hanya operasikan satu jenis pesawat yaitu Airbus A320-200, 180 seat all economy itu membuat lebih efisien dan pilotnya juga tersertifikasi, pabrikannya juga satu dan maintenancenya juga," katanya.
Sebagai informasi, di kuartal I, Air Asia mencatat peningkatan load factor 7 persen dari kuartal I tahun lalu, dari 80 menjadi 87 persen di kuartal I tahun ini.
Kartel tiket pesawat
Bos sekaligus pemilik maskapai berbiaya murah AirAsia Group, Tony Fernandes merespon isu terkait dugaan adanya praktik kartel dan duopoli di industri penerbangan tanah air.
Tony enggan berbicara banyak terkait grup maskapai pesaing AirAsia Indonesia, yaitu Garuda Indonesia group dan Lion Air Group.
Dia mengaku ingin fokus untuk terus memberi harga tiket pesawat terbaik kepada konsumen.
"Saya tidak bisa komentar soal maskapai lain. Yang penting tugas kami adalah menyediakan harga tiket terbaik untuk konsumen," ungkap Tony di sela-sela peluncuran buku "Flying High" di Jakarta, Kamis (4/7/2019).
"Bisnis adalah bisnis, kalau maskapai lain menerapkan harga lebih tinggi, kami tidak bisa komen. Hal itu juga buat dugaan kartel," imbuhnya.
Tony memastikan, AirAsia terus berkomitmen untuk terus memberi harga tiket yang terjangkau.
Hal itu sesuai moto AirAsia yakni "Semua Orang Bisa Terbang."
Guna menyiasati biaya operasional yang membengkak, dia mengaku punya strategi khusus untuk mencari pendapatan di luar harga tiket.
Baca: PDIP Benarkan Jokowi dan Prabowo Subianto Akan Bertemu Juli Ini
Baca: Respons Susi Pudjiastuti Ditanya Soal Kesiapannya Kembali Menjadi Menteri Jokowi
Baca: Jokowi Diminta Rampingkan Kabinet Pada Periode Kedua Pemerintahannya
Baca: Jokowi Bagikan 2.000 Sertifikat Tanah Kepada Warga Sulawesi Utara
"Kami juga punya strategi sendiri untuk mempertahankan harga di level terjangkau. Misalnya membuat lini bisnis baru, seperti jotel, makanan dan lainnya. Jadi begitu cara kami untuk menyiasati biaya operasional maskapai. Kita harus cerdik," ucapnya.
Pengusaha asal Malaysia itu menegaskan dirinya tidak suka bila praktik kartel benar terjadi di Indonesia.
Dia meminta agar pelaku bisnis lain tidak bersifat menyerang kepada pesaingnya.
"Saya benci kartel, saya suka berkompetisi. Saya tidak tahu ada kartel atau tidak. Yang jelas saya tidak menyetujui praktik tersebut. Saya pro terhadap kompetisi, terhadap konsumen. Janganlah ofensif, jadilah lebih baik," ucapnya.
Saat ditanyai apakah dirinya pernah bertemu dengan pihak Garuda Indonesia group dan Lion Air group, Tony mengaku tidak pernah mempunyai kesempatan untuk hal itu.
"Saya belum pernah diajak duduk bersama dengan Garuda dan Lion di satu ruangan. Mungkin akan seru, meski belum tahu mau berbincang soal apa," ujarnya lalu tertawa.
Tak perlu terlalu mengatur
Bos sekaligus pemilik maskapai berbiaya murah AirAsia, Tony Fernandes angkat bicara soal kondisi industri penerbangan di tanah air.
Seperti diketahui, industri penerbangan Indonesia menjadi sorotan akibat melonjaknya harga tiket pesawat dalam beberapa bulan terakhir.
Pemerintah pun melakukan sejumlah kebijakan guna menciptakan harga yang lebih terjangkau untuk masyarakat.
Mulai dari merevisi tarif batas atas (TBA) dan tarif batas bawah (TBB) tiket pesawat, hingga yang terakhir meminta maskapai LCC menurunkan harga tiket penerbangan domestik di jadwal-jadwal tertentu.
Menurut Tony, pemerintah seharusnya tidak perlu banyak mengatur soal bisnis perusahaan-perusahaan maskapai.
Baca: Mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai Ikut Mendaftar Calon Pimpinan KPK
Baca: Menteri Bidang Ekonomi, Menkumham, dan Jaksa Agung Sebaiknya Tidak Diisi Orang Partai Politik
Baca: Polda Metro Jaya Kaji Izin Pertandingan Persija Vs Persib di Stadion Gelora Bung Karno
Baca: Susi Pudjiastuti: Hilangnya 10.000 Kapal Asing Justru Menaikkan Pendapatan Kita
Bukannya menyelematkan, lanjutnya, regulasi justru bisa membuat bisnis jadi kaku dan mematikan.
"Untuk pemerintah RI, saran saya jangan terlalu mengatur. Regulasi itu bisa mematikan bisnis," kata Tony di sela-sela peluncuran bukunya "Flying High" di Plaza Senayan, Jakarta, Kamis (4/7/2019).
"Menurut saya pemerintah cukup memfasilitasi para pelaku bisnis, bukan mengatur," tambah dia.
Pemiliki klub sepakbola Queens Park Rangers itu berpendapat, konsumen sudah bisa menentukan sendiri produk mana yang akan digunakan.
Dengan begitu, pemerintah seharusnya membiarkan maskapai bersaing untuk menggaet konsumen tersebut.
"Biarkanlah pasar menentukan, biarkan customer yang memustuskan sesuatu terjangkau atau tidak untuk mereka," ujarya.
"Kalaupun industri yang sekarang tidak cukup baik, orang lain akan datang untuk bersaing menawarkan hal yang lebih menarik," tambahnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.