Selain GOPAY, LinkAja Bisa Digunakan saat Transaksi di GOJEK
Chief Executive Officer LinkAja Danu Wicaksana menyebut LinkAja bisa sebagai opsi pembayaran di GoJek
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM - Bisnis fintech pembayaran atau payment memasuki babak baru.
Lihat saja, uang digital LinkAja milik PT Fintek Karya Nusantara akan masuk ke dalam ekosistem platform transportasi GoJek milik PT Aplikasi Karya Anak Bangsa.
Lewat kerja sama ini, pengguna jadi lebih mudah. Lantaran pengguna bisa punya opsi tambahan dalam membayar layanan yang ada di ekosistem GoJek.
Chief Executive Officer LinkAja Danu Wicaksana menyebut LinkAja bisa sebagai opsi pembayaran di GoJek. Selain GoPay, uang elektronik milik GoJek maupun membayar dengan uang tunai.
"Kehadiran LinkAja dalam aplikasi GoJek akan melengkapi opsi pembayaran non-tunai yang saat ini telah dapat dinikmati oleh pengguna GoJek yaitu GoPay. Fitur ini akan dapat tersedia di aplikasi GoJek dalam waktu dekat di tahun ini," ujar Head of Corporate Communications GoPay Winny Triswandhani pada Selasa (9/7).
Memang, GoJek sendiri sudah memiliki layanan yang lengkap dala ekosistemnya. Bila ingin memesan kendaraan, pengguna dapat memilih menggunakan GoRide untuk ojek online dan GoCar memesan mobil.
Ketika lapar melanda, layanan GoFood bisa digunakan untuk memesan makanan. Tak hanya itu, GoJek juga menyediakan layanan untuk mengirimkan dokumen atau barang lewat GoSend dan GoBox.
Bagi pengguna yang hendak mencari tiket hiburan seperti bioskop, wisata, konser bisa menggunakan layanan GoTix. Bahkan GoJek juga menyediakan layanan beli dan tebus resep obat lewat GoMed.
Bahkan untuk layanan harian seperti beberes rumah juga bisa memanfaatkan GoLife. Layanan pijat, kebersihan, kecantikan, hingga laundry bisa dijumpai dalam ekosistem GoJek ini.
Baca: Resmi, LinkAja Jadi Opsi Pembayaran Aplikasi Go-Jek
Ketua Umum Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) Niki Santo Luhur menyatakan, kolaborasi ini akan membuat efisiensi di industri fintech payment terutama dalam membangun infrastruktur.
Lanjutnya, dengan adanya Interoperabilitas antar pelaku industri. Maka konsumen yang akan diuntungkan.
"Misalnya suatu hari nanti, Anda sebagai konsumen ingin memindahkan dananya dari satu uang elektronik ke uang elektronik yang lain, itu kan gampang. Ini kan powernya ada pada konsumen, dia bisa milih mau ganti, buang, pakai, atau pindah layanan lainnya," jelas Niki.
Lanjut Niki, hal ini akan meningkatkan kompetisi antar pelaku fintech payment, namun akan memberikan keuntungan bagi para penggunanya.
Sehingga ke depan, ia berharap pelaku fintech payment tidak lagi berlomba dalam membangun infrastruktur, tapi lebih ke peningkatan layanan bagi pengguna.
Ia menilai pemenang di industri fintech payment adalah yang memiliki produk hebat, marketing dan menyelesaikan persoalan.
Bukan lagi payment yang punya dana dan investasi yang besar yang mampu membangun infrastruktur fisik yang menang. Hal inilah yang ia nilai mampu membuat ekosistem menjadi lebih sehat.
Asal tahu saja, Bank Indonesia (BI) mencatatkan volume transaksi uang elektronik mencapai 422,6 juta kali transaksi. Nilai ini tumbuh 89,57% year on year (yoy) dari posisi Mei 2019 sebanyak 222,92 juta transaksi.
Sedangkan secara nominal, hingga Mei 2019 terjadi lonjakan transaksi hingga 262,54% yoy menjadi Rp 12,81 triliun. Dibandingkan pencapaian nominal transaksi di lima bulan pertama 2018 sebanyak Rp 3,53 triliun.
Berita ini sudah tayang di kontan berjudul Kolaborasi LinkAja-Gojek bikin transaksi semudah menggerakkan jari