''Galaknya'' Keuntungan Bisnis Anjing Pemburu di Sumedang Ini, Omset Bisa Capai Rp 2 Miliar Sebulan
Gonggongan suara anjing pemburu terus menyalak dari sebuah mobil bak terbuka yang dirancang khusus menjadi kandang‑kandang anjing.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, SUMEDANG - Gonggongan suara anjing pemburu terus menyalak dari sebuah mobil bak terbuka yang dirancang khusus menjadi kandang‑kandang anjing.
Mobil itu sedang berhenti di Dinas Peternakan dan Perikanan (DPP) Pemkab Sumedang di Jalan 11 April Tegalkalong, Kelurahan Talun, Kecamatan Sumedang Selatan.
Hampir setiap minggu, satu mobil pengangut anjing pemburu datang ke Klinik Kesehatan Hewan DPP.
Di mobil itu ada sebanyak 53 ekor anjing pemburu di dalam kerangkeng besi.
Anjing ini ternyata anjing khusus pemburu yang dipakai untuk berburu babi hutan.
Anjing‑anjing yang siap dikirim ke Sumatera ini harus disuntik dulu vaksin anti rabies dan vaksin lainnya.
Baca: Perjuangan Dhea Lukita, Anak TKI yang Berhasil Jadi Paskibraka Sisihkan Ratusan Kandidat Asal Jatim
Baca: Daftar 3 Pemain Persija dan 3 Pemain PSM Makassar Calon Pemain Terbaik di Final Piala Indonesia
Baca: Ini Aksi Tanggap Bea Cukai Bogor Tekan Peredaran Rokok Ilegal
Baca: Hasil Babak Pertama Timnas U-15 Indonesia vs Singapura, Garuda Muda Unggul 1-0
"Sebelum dikirim ke Sumatera, anjing‑anjing ini harus divaksin dulu. Kalau tak disuntik tak akan lolos di balai karantina hewan," kata Iwan Karto (45) salah seorang pengepul, peternak anjing dan juga pemburu asal Cilopang Hilir, Desa Cilopang, Kecamatan Situraja.
Ia mengaku sedikitnya 50 ekor anjing dikirim ke Sumatera dari Sumedang dalam satu minggu.
"Anjing‑anjing itu dikumpulkan dari para peternak anjing setelah terkumpul sedikitnya 50 ekor dan diangkut dalam satu mobil maka langsung dikirim ke Sumatera," katanya. Dalam sebulan bisa 200 an ekor anjing dikirim ke Sumatera.
Menurutnya, mobil khusus yang mengangkut anjing kerap disebut travel.
"Satu anjing itu ongkosnya mulai dari Rp 300 ribu‑600 ribu per ekor tergantung jauhnya kabupaten yang dituju di Sumatera Barat. Harga anjing yang dijual ke Sumatera itu Rp 7 juta sampai Rp 15 juta," katanya.
Menurut perhitungan Tribun, jika dirata-ratakan harga anjing pemburu Rp 10 juta dan dalam 1 bulan mengirim 200 ekor anjing ke Sumatera, maka dalam kurun waktu satu bulan, omset warga Sumedang yang memiliki bisnis ini bisa nilainya bisa mencapai Rp 2 miliar.
Menurut Karto, di Sumedang sedikitnya ada 10 pengepul atau pengumpul anjing dalam jumlah besar. Harga anjing yang dibeli oleh pengepul paling murah Rp 5 juta dari peternak.
"Kalau yang kecil‑kecil lebih banyak lagi. Jumlahnya bukan belasan tapi puluhan. Sangat banyak di setiap desa ada pengepul skala kecil. Pengepul besar ini tinggal mengambil ke pengepul yang lebih kecil," katanya.
Jumlah desa di Sumedang mencapai 270 desa dan tujuh kelurahan.
"Di setiap desa itu pasti ada kelompok pemburu dan semuanya punya anjing pemburu. Para pemburu ini biasa beternak anjing, rata‑rata mereka punya enam ekor anjing bahkan ada yang lebih," kata Dedi Juanda alias Abad Buleud salah seorang peternak anjing asal Desa Cikadu, Situraja.
Jumlah kelompok pemburu semakin besar di desa‑desa yang berbatasan dengan hutan. "Berburu itu salah satu kebiasaan yang turun temurun, di Sumedang banyak hutan dan perkebunan tempat berburu babi hutan," katanya.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Perikanan atau lebih dikenal dnegan Klinik Kesehatan Hewan, drh Mursjid Abdollah menyebutkan data dari Balai Karantina Hewan setiap tahun rata‑rata 27‑28 ribu anjing dari Jabar nyebrang ke Sumatera.
"Dari jumlah itu 18 ribu ekor dipasok dari Sumedang," kata Mursjid.
Ia menyebutkan daya dukung tingginya pasokan anjing buru dari Sumedang karena banyaknya komunitas berburu. "Berburu dengan membawa anjing itu sudah menjadi kegemaran di Sumedang.
Hampir tiap desa punya kelompok berburu. Di daerah kota saja banyak komunitasnya dan satu orang memiliki rata‑rata enam ekor anjing," katanya.
Disebutkan, dalam satu minggu saja empat‑lima hari selalu ada yang berburu.
"Tempat berburu banyak di Sumedang. Dulu itu mereka yang punya anjing dan menjual ke Sumatera itu tak pernah mau menyuntik vaksin anjing mereka. Saya lakukan pendekatan dan baru tahun 2007, mereka mau memvaksin anjingnya," kata Mursjid.
Menurutnya, sebelumnya ia ikut berbaur dan ikut berburu dengan mereka sambil menjelaskan pentingnya hewan divaksin.
"Dulu saya datangi mereka dan ikut berburu. Sekarang mereka yang datang ke klinik untuk vaksin," katanya.
Mursjid menyebutkan anjing asal Sumedang sangat diminati di Sumatera karena penurut dan mau berkoloni.
"Anjing asal Sumedang itu penurut atau ngadunungan dan mau berkoloni selain itu karena sering dibawa berburu dan terus dilatih sehingga sangat diminati," katanya.
Menurutnya, peran Dinas Peternakan dan Perikanan atau klinik hewan memastikan anjing‑anjing itu sehat dari penyakit.
"Semua pemilik anjing berburu di Sumedang pasti sehat‑sehat, anjing mereka rutin diberi vaksin dan kalau anjingnya sehat maka harga jual semakin tinggi," kata Mursjid. (Tribunjabar.id/Deddi Rustandi)
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Bisnis Anjing Pemburu di Sumedang, Omzet Sebulan Bisa Rp 2 Miliar, Seekor Bisa Laku Rp 15 Juta,