Kanal Distribusi Keagenan Cigna Melonjak Tajam
tahun lalu Cigna meraih peringkat ke-22 di ranking Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), atau naik dari tahun 2017 yang di posisi ke-25
Editor: Eko Sutriyanto
Saat ini dari 500 agen yang dimiliki Cigna, hampir seluruhnya telah menggunakan e-apps untuk
melayani nasabah. Ia melanjutkan, layanan e-apps itu juga sangat menolong para flying agent
yang menjadi “agen spesial” Cigna.
Mereka bisa menjangkau daerah-daerah lain dengan cepat.
Dari puluhan perusahaan asuransi jiwa di Indonesia, saat ini baru Cigna yang serius mengelola
dan memiliki flying agent. Menurut Dini, flying agent mirip sniper di dunia militer.
Baca: Indahnya Toleransi, Masjid Istiqlal Terima Seekor Sapi Kurban dari Gereja Katedral
Mereka memiliki tugas khusus dengan pencapaian target jitu. Performa pencapaian flying agent Cigna
yang jumlahnya sekitar 40 orang itu mencapai 85 persen.
Ia menambahkan, para flying agent ini memberi kontribusi sekitar 35 persen dari pendapatan
premi bisnis baru Cigna dari kanal distribusi keagenan.
Berdasarkan catatan, tahun lalu, pendapatan premi bruto Cigna dari kanal distribusi keagenan
sebesar Rp 93,87 miliar.
Cigna meraih rata-rata pertumbuhan tiap tahunnya di kanal distribusi ini sebesar 57,05 persen. Tahun 2017, pendapatan premi bruto atau total Gross Written
Premium (GWP) keagenan sebesar Rp 75,48 miliar dan tahun 2016 senilai Rp 39,73 miliar.
Kontribusi dari kanal keagenan terhadap GWP Cigna sebesar mencapai 8,2 persen, padahal dua
tahun sebelumnya baru 3 persen. Pada kuartal pertama tahun ini, pendapatan premi bruto dari
keagenan mencapai Rp 19,53 miliar.
Baca: Dialog: Pilih Asuransi Murni atau Unit Link? (2)
Menurut Dini, dengan flying agent, pihaknya tidak perlu memiliki banyak kantor, dan itu
mengurangi pengeluaran bagi perusahaan, Sepanjang tahun ini, pihaknya sama sekali tidak
ekspansi untuk penambahan jaringan kantor karena fokus pada pengembatan platform digital.
“Tapi tahun depan kami akan buka satu atau dua kantor sebagai branding Cigna,” ujar dia.
Ia menjelaskan, kenaikan di kanal distribusi keagenan tidak akan menyurutkan Cigna untuk
tetap mengembangkan kanal bisnis telemarketing yang menjadi kontributor utama Cigna.
“Keagenan tumbuh tinggi, sedangkan telemarketing turun. Tetapi keduanya saling mendukung,
akan jalan beriringan. Pendekatan ke nasabah sudah menggunakan sistem, dan setiap kanal
akan saling memperkuat, seperti produk sederhana dijual lewat telemarketing, dan produk
lanjutannya diperkuat agen,” papar dia.
Tahun lalu, Cigna meraih pendapatan premi bruto atau GWP dari kanal distribusi telemarketing
sebesar Rp 713,14 miliar atau memberi kontribusi 62,1 persen dari total GWP Cigna yang
mencapai Rp 1,14 triliun. Pada kuartal pertama 2019, GWP dari telemarketing mencapai Rp
169,75 miliar
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.