Program Santri Tani Milenial Cetak Eksportir Milenial
Potensi untuk regenerasi petani dari Pondok Pesantren saat ini sangat dimungkinkan.
Editor: Dewi Agustina
Selain itu Khofifah menyampaikan, produk dari pesantren bisa dibenahi kualitasnya dan ditingkatkan kuantitasnya.
"Karena di Jawa Timur jumlah pesantrennya banyak ada lebih dari 6 ribu pesantren. Cuma banyak di antara mereka yang tidak mendapat pendampingan secara komprehensif. Artinya kualitasnya, jejaring marketnya kalau bahasa saya mungkin ada yang memang belum punya GPS. Jadi kalau ada produk-produk yang memiliki kemiripan harus disiapkan RnD jadi tidak bisa hari ini kita berbicara daya saing tanpa disupport oleh research and development," ungkap Khofifah.
"RnD ini mahal tetapi kalau bersambung dengan perguruan tinggi yang memang punya lembaga riset dan lembaga pengembangan, maka Training Center OPOP ini memang harus di perguruan tinggi, maka kita bisa memberikan pelatihan, pendampingan sampai kemudian membangunkan jejaring," lanjut Khofifah.
Khofifah berharap hal ini bisa memandirikan pesantren hingga santri. Di mana, jika lulus nanti para santri bisa hidup mandiri.
Nantinya setelah lulus dari pesantren mereka lebih siap untuk mandiri lewat sektor apapun.
Memandirikan warga itu menjadi penting apalagi yang mandiri kemudian bisa membuka lapangan kerja.
Mantan Menteri Pendidikan dan Budaya (Mendikbud) Prof Mohammad Nuh DEA yang saat menjabat Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis) menyampaikan, untuk menjadi seorang pengusaha, ada yang memang telah memiliki keahlian.
Namun ada juga yang perlu disiapkan melalui sekolah dan pelatihan.
"Kenapa kita harus membangun yang namanya OPOP Training Center, karena kita punya keyakinan bahwa jika dilatih, didampingi terus diberi kesempatan itu insya Allah bisa," kata Nuh.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.