Sepak Terjang Mantan Gubernur BI Agus Martowardojo Dibukukan
Mantan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo meluncurkan buku otobiografi “Agus Martowardojo Pembawa Perubahan”
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo meluncurkan buku otobiografi “Agus Martowardojo Pembawa Perubahan” di Gedung Thamrin Bank Indonesia, Senin (2/9/2019).
Dalam buku yang ditulis oleh 14 penulis, Agus menyebut ada tujuh babak sepak terjang sejak memulai karier sebagai dokter spesialis menyehatkan bank yang ‘sakit’ dan juga prestasinya ditunjuk menjadi Menteri Keuangan era Presiden SBY.
“Kami terimakasih usaha yang dilakukan penulis, saya sangat kagum, dalam empat bab pertama adalah esensi dari buku ini. Dimulai dari masa kecil sekolah hingga proses delapan kali saya berpindah institusi,” kata Agus.
Agus merupakan sosok sentral dalam industri jasa keuangan.
Agus mengaku mengawali karier sebagai bankir profesional di bank asing Niaga yang berlokasi di Surabaya.
Tantangan demi tantangan dilewati hingga membentuk sosok Agus Martowardojo dengan portofolio mentereng.
Ia pernah memimpin Asuransi Bumiputera yang sedang terbelit masalah keuangan pada 1994.
"Saat 25 tahun lalu Asuransi Bumiputera juga fatal. Saya hadir di sana bersama dengan jajaran yang lain. Kita semua selesaikan permasalahan itu dalam waktu tujuh bulan," ujar dia.
Baca: Ingin Diperiksa Soal e-KTP, Mantan Menkeu Agus Martowardojo Mangkir Pemanggilan KPK
Agus pun pernah diamanatkan memimpin PT Bank Mandiri Persero Tbk pada 2005 yang merupakan penggabungan dari empat bank pemerintah, Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Eskpor Impor Indonesia (Bank Exim), dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) menjadi PT Bank Mandiri Persero Tbk.
Penggabungan empat bank pemerintah itu imbas dari krisis moneter pada 1997-1998.
Setelah krisis, Agus diamanatkan pemerintah untuk menjadi penasehat Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).
"Kami mohon jangan sampai Indonesia alami krisis lagi. Karena pada 1997 dan 1998 itu berat sekali sampai pemerintah keluarkan Keputusan Presiden sampai dibentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional," ujar pria kelahiran Amsterdam, Belanda, 63 tahun lalu itu.
Dalam rilis buku tersebut turut hadir Menteri Keuangan RI Sri Mulyani, Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar, Gubernur BI Perry Wariyo, dan pejabat negara lainnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.