Hari Ini, RI-Jepang Teken MoU Studi Proyek Kereta Kencang Jakarta-Surabaya
Lewat MoU hari ini, kedua pihak akan membicarakan soal studi kelayakan, pembagian konten hingga porsi kontraktor.
Penulis: Ria anatasia
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perhubungan akan menandatangi nota kesepahaman dengan Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) terkait proyek kereta kencang Jakarta-Surabaya pada Selasa (28/9/2019) hari ini.
"Kita akan tanda tangan Mou dengan pemerintah Jepang untuk kereta cepat Jakarta-Surabaya," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Senin (23/9/2019).
Dalam jadwal resmi Kementerian Perhubungan, Selasa (24/9/2019), penandatangan MoU akan digelar di Hotel Pullman, Jakarta pukul 16.30 WIB.
Penandatanganan Summary Record on Java North Line Upgrading Project atau Peningkatan Kecepatan Kereta Api Koridor Jakarta-Surabaya itu akan disaksikan langsung oleh Budi Karya.
Budi menjelaskan, selama ini pihak Jepang bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah melakukan pra studi kelayakan atau feasibility study (FS) untuk pembangunan proyek tersebut.
Lewat MoU hari ini, kedua pihak akan membicarakan soal studi kelayakan, pembagian konten hingga porsi kontraktor.
Mantan Direktur Utama PT Angkara Pura II (Persero) itu mengharapkan, tingkat komponen dalam negeri (TKDN) untuk memproduksi kereta kencang Jakarta-Surabaya mencapai 40 persen.
"Jadi tidak hanya semata-mata membangun, tetapi ada konten TKDN. Yang kedua kita minta kontraktor lebih banyak disertakan karena kita ingin sekali insinyur kita sekalian belajar, sehingga transfer knowledge terjadi," kata Budi.
Baca: Bantah Ditunggangi Kepentingan Politik, Mahasiswa: Batalkan RKUHP dan UU KPK
Sebagai informasi, kereta kencang Jakarta-Surabaya diproyeksi akan dibangun pada 2021 mendatang.
Ketika angkutan ini mulai beroperasi, diperkirakan waktu tempuh Jakarta-Surabaya adalah selama 5,5 jam dengan kecepatan maksimal 160 kilometer (Km) per jam.
Belum diketahui secara pasti berapa nilai proyek tersebut. Namun, Budi Karya memperkirakan nilainya tak lebih dari Rp 60 triliun.
Pembangunan proyek transportasi tersebut diperkirakan berlangsung selama tiga tahun. Dengan begitu, proyek tersebut diprediksi rampung di 2024.