Menyelamatkan Pabrik Gula Berbasis Tebu
Ada tambahan sepuluh Pabrik Gula (PG) baru yang akan menambah produksi gula di Indonesia.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Target memenuhi kebutuhan gula konsumsi dengan produksi dalam negeri sebanyak 2,8 juta ton sepertinya akan cepat terealisasi.
Ada tambahan sepuluh Pabrik Gula (PG) baru yang akan menambah produksi gula di Indonesia.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian (Kementan) produksi gula nasional berdasarkan hasil giling tahun 2018 sebesar 2,1 juta ton.
Sedangkan untuk tahun 2019 berdasarkan hasil taksasi Maret bahwa produksi gula nasional sebesar 2,5 juta ton.
"Dengan kondisi sekarang produksi gula kita masih terdapat selisih sekitar 300 ribu ton bila dibandingkan dengan hasil taksasi Maret 2019. Kita sudah punya tambahan sepuluh pabrik gula baru, kekurangan 300 ribu ton ini akan kita tutupi dari sepuluh pabrik gula baru," ujar Direktur Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian, Kasdi Subagyono saat dikonfirmasi di Kantor Pusat Kementan, Jumat (27/9/2019).
Menurut Kasdi, diperlukan upaya untuk mencapai swasembada gula konsumsi yaitu dengan sinergi antara Off-farm dan On-Farm pada PG yang ada.
Baca: Ramalan Zodiak Cinta Para Jomblo, Minggu 29 September 2019: Taurus Bosan Bermain-main
Pada segi off-farm bahwa kita mengetahui industri gula nasional saat ini seakan terbagi dua, di mana terdapat dikotomi PG yaitu pabrik tradisional milik BUMN PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dan PG modern milik swasta.
PG berbasis tebu di Indonesia terdapat 62 unit pabrik dengan rincian 50 unit dikelola BUMN dan 12 pabrik swasta.
Kondisi PG di Indonesia saat ini sebagian besar sudah termakan usia, terutama PG BUMN yang banyak peninggalan zaman kolonial Belanda.
PG BUMN ini terombang-ambing bersaing dengan Pabrik Gula swasta dengan segala teknologi terbaru yang digunakan.
"Kita sedang berupaya untuk menarik banyak investor yang terjun di pergulaan ini, dan kita juga sedang berupaya untuk meningkatkan performa PG yang sudah termakan usia dengan beberapa cara seperti revitalisasi dan memerger PG," tutur Kasdi.
Baca: Pengakuan Sebagai LGBT Membuat DRH Murka, Carudin Tewas Dieksekusi 5 Pembunuh yang Disewa Ibunya
Revitalisasi ini artinya memperbaiki kondisi dan kualitas pabrik gula agar bisa menghasilkan gula yang berkualitas yang juga berimbas pada kesejahteraan petani.
Bahan baku penggilingan gula bersumber pada hasil tanam tebu petani, petani akan bangkit jika pabrik juga memberikan jaminan kesejahteraan dalam hal ini rendemen.
Kasdi menerangkan bahwa restrukturisasi permesinan dengan memperbaiki mesin dan peralatan industri gula yang sudah ada saat ini, guna menambah kapasitas giling serta memperbaiki kekuatan peras mesin sehingga dapat meningkatkan rendemen.