Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pak Jokowi, Pembakaran Hutan dan Lahan Bisa Bikin Ekonomi Koma. . .

“Sejak kabut asap melanda Riau dua bulan lalu, bisnis pariwisata di sini terpuruk,” kata Dede Firmasyah, Ketua ASITA Riau.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Pak Jokowi, Pembakaran Hutan dan Lahan Bisa Bikin Ekonomi Koma. . .
TRIBUN PONTIANAK/TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS
Pemadam kebakaran Pandu Siaga memadamkan kebakaran lahan gambut di dekat Perumahan Nuansa Serdam Residence, Kubu Raya, Kalimantan Barat, Jumat (20/9/2019) sore. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Jokowi harus lebih serius lagi menaruh perhatian pada dampak buruk kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di sejumlah daerah di Indonesia.

Sebab, tanpa keseriusan pemerintah menangani peristiwa yang terjadi setiap musim kering tiba ini, ekonomi Indonesia bisa melemah.

Terbukti, Kahutla kini mulai berimbas buruk ke sektor pariwisata di kawasan Riau. Setelah terpuruk akibat tren kenaikan harga tiket pesawat, pebisnis pariwisata di Bumi Lancang Kuning harus menghadapi kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

“Sejak kabut asap melanda Riau dua bulan lalu, bisnis pariwisata di sini terpuruk,” kata Dede Firmasyah, Ketua Association of The Indonesia Tour & Travel Agencies (Asita) Provinsi Riau.

Menurut Dede, skala karhutla di Riau tahun ini hampir menyamai karhutla tahun 2015. “Kalau 2015 itu levelnya lima, tahun ini levelnya empat,” ujarnya.

Maka itu, dampaknya juga sangat signifikan terhadap bisnis pariwisata di Riau. Dede memperkirakan, omzet bisnis pariwisata selama karhutla bisa turun sampai 50% dibanding saat normal yang mencapai ratusan juta rupiah per hari.

“Iya, kalau diakumulasi sudah miliaran rupiah juga kerugiannya,” cetusnya.

Berita Rekomendasi

Kerugian itu dipicu turunnya jumlah kunjungan wisatawan, baik lokal maupun asing. Ia mencontohkan destinasi wisata berkuda Dakwah Okura di Pekanbaru yang sepi pengunjung selama bencana karhutla berlangsung. 

“Bahkan tempat wisata ini sempat tutup beberapa kali karena mempertimbangkan kesehatan kuda,” kata Dede.

Selain itu, pusat-pusat perbelanjaan di Pekanbaru juga sepi pengunjung. Biasanya saat weekend banyak pengunjung dari Sumatera Barat plesiran ke mal di Pekanbaru.

“Belakangan, banyak orang Riau pergi ke Sumatera Barat guna menghindari asap,” kisah Dede.

Kabut asap juga berdampak terhadap beberapa event skala nasional yang digelar di Riau.

Baca: Unjuk Rasa Bikin Rupiah Loyo, IHSG Juga Terkulai Lemas


Contohnya event Rembug Utama Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Expo 2019 yang digelar Pemerintah Kota Pekanbaru di Gedung Balai Serindit Gubernuran, Riau, belum lama ini.

Lantaran ada bencana asap, banyak peserta acara tersebut mengurangi waktu kunjungannya di Riau. Hal itu sangat berdampak terhadap bisnis perhotelan. 

Baca: Fahri Hamzah: Dulu Mendemo DPR, Kini Didemo Mahasiswa, Begini Penuturannya. . .

Halaman
1234
Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas