Rumor Penyelamatan Muamalat, Bank Pelat Merah Diminta Suntikkan Modal
Wakil Presiden terpilih Ma’ruf Amin yang akan dilantik 20 Oktober 2019 mendatang merupakan mantan Dewan Komisioner di Muamalat.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian BUMN dikabarkan meminta sejumlah bank pelat merah untuk menyuntikan dana ke PT Bank Muamalat Tbk. Bahkan proses due diligence dikabarkan telah dimulai.
Untuk diketahui, Wakil Presiden terpilih Ma’ruf Amin yang akan dilantik 20 Oktober 2019 mendatang merupakan mantan Dewan Komisioner di Muamalat.
Menanggapi kabar tersebut, Direktur Keuangan PT Bank Tabungan Keuangan Nixon Napitupulu mengaku belum mendapat arahan dari Kementerian BUMN.
“Sejuah ini kami belum tahu, lagi pula bank BUMN ini kan ada empat. Mungkin someday akan diajak bicara juga,” katanya kepada Kontan.co.id, Minggu (6/10/2019).
Baca: Jelang Pelantikan Presiden, Ini Gambaran Kabinet Jokowi 2019-2024, Ada yang Terpental dan Bertahan
Bank dengan bisnis utama di segmen pembiayaan perumahan ini saat ini disebut Nixon tengah menyiapkan aksi untuk menyapih alias spin off unit usaha syariah (UUS).
Tahun depan targetnya, perseroan akan melapor kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bagaimana mekanisme spin off yang akan dijalankan.
Baca: Barbie Kumalasari Ngelantur Terbang ke AS Hanya 8 Jam, Mantan Suami Mengaku Malu. . .
Nixon sebelumnya saat Media Gathering, Jumat (4/10) di Yogyakarta menjelaskan perseroan punya tiga opsi terkait spin off UUS. Pertama, spin off akan dilakukan secara mandiri.
“Opsi ini sepertinya tidak akan dijalankan karena dari kalkulasi kami kalau membuat perusahaan baru waktu yang dibutuhkan akan panjang."
Baca: Ketua DPR Puan Maharani Punya Total Kekayaan Rp 363,37 Miliar, Utangnya Rp 49,7 Miliar
"Sementara dari hitungan kasar kami setidaknya butuh Rp 4,5 triliun hingga Rp 5 triliun untuk menjaga ekspansi BUS (bank umum syariah) yang kami dirikan setidaknya hingga lima tahun setelah spin off,” katanya.
Sedangkan opsi kedua adalah perseroan berencana untuk membeli BUS berukuran kecil yang sudah ada dan kemudian dan kemudian melimpahkan aset UUS perseroan ke BUS tersebut.
Sayangnya opsi ini juga kandas, Nixon bilang sejatinya perseroan telah memiliki dua calon BUS untuk digabung dengan UUS perseroan. Namun, perseroan menilai dua calon BUS tersebut tak memiliki kriteria yang ditentukan.
Opsi terakhir adalah kebalikan dari opsi sebelumnya. UUS perseroan akan diakuisisi oleh BUS yang sudah ada.
Ini jadi opsi yang paling potensial sebab Nixon bilang, saat ini telah menjalin komunikasi terkait dengan BUS milik bank pelat merah.
“Saya belum bisa bilang siapa BUS yang dimaksud. Yang jelas mereka tertarik dengan portofolio pembiayaan perumahan UUS kami. Dan bagi kami pun mereka punya kapasitas dari aspek pendanaan yang masih jadi tantangan buat kami,” jelas Nixon.
Reporter: Anggar Septiadi
Artikel ini tayang di Kontan dengan judul Ada rumor bank pelat merah harus selamatkan Muamalat, ini kata BTN