Menteri BUMN Baru Harus Hindari Konflik Kepentingan
kandidat tersebut harus memiliki visi BUMN ke depan sebagai pendorong perekonomian nasional
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Pusat Kajian Keuangan Negara, Adi Prasetyo mengatakan posisi Menteri BUMN sebaiknya dipegang oleh kalangan profesional yang mengerti terkait pengelolaan perusahaan negara ini ke depan.
Selain itu, ia juga menilai bahwa kandidat tersebut harus memiliki visi BUMN ke depan sebagai pendorong perekonomian nasional dan sebagai pengungkit kesejahteraan rakyat.
"Sebaiknya Kementerian BUMN dipegang oleh sosok yang punya pemikiran reformis agar BUMN dapat diarahkan lebih profesional," kata pria yang akrab disapa Pras ini saat dihubungi, Jakarta, Minggu (20/10/2018).
Sebelumnya, beberapa nama bermunculan menjelang pengumuman susunan Kabinet Kerja jilid II.
Salah satu nama yang beredar untuk mengisi posisi Menteri BUMN ini adalah Mantan Ketua Tim Kampanye (TKN) sekaligus pengusaha muda RI, Erick Thohir.
Sejumlah kalangan, seperti Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Muhamad Faisal merasa khawatir jika Erick jadi Menteri BUMN karena rentan konflik kepentingan pribadi.
Terutama antara bisnis pribadinya dengan perusahaan plat merah.
Menanggapi hal tersebut, Pras menilai bahwa konflik kepentingan dalam pengelolaan BUMN harus dihindari.
Selain itu, Pras juga mengungkapkan bahwa sebaiknya kandidat tidak memiliki keterkaitan dengan politik.
"Karena akan sangat berisiko bagi tata kelola BUMN yang berpegang pada Good Corporate Governance," kata Pras.