Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kemenperin: Sektor Manufaktur Indonesia Tumbuh Rp 10 Triliun di Tengah Perlambatan Global

Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan, sektor manufaktur Indonesia tetap tumbuh di tengah melambatnya manufaktur global.

Penulis: Ria anatasia
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Kemenperin: Sektor Manufaktur Indonesia Tumbuh Rp 10 Triliun di Tengah Perlambatan Global
TRIBUN/DANY PERMANA
Petugas merakit mobil di Pabrik Mercedes-Benz di Bogor, Selasa (11/12/2018). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perindustrian mencatatkan, kontribusi sektor manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai Rp565 triliun pada kuartal II tahun 2019. Angka ini meningkat dibanding perolehan di kuartal I-2019 sebesar Rp555 triliun.

Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan, sektor manufaktur Indonesia tetap tumbuh di tengah melambatnya manufaktur global.

Dia mengatakan, kuartal I 2019 diwarnai dengan perlambatan sektor manufaktur di beberapa belahan dunia.

Mengutip laporan yang dirilis United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), Sigit mengatakan tren terjadi karena dampak perang dagang Amerika Serikat dan China serta pemberlakuan tarif dari Uni Eropa.

"Saat ini perekonomian global sedang melambat, karena ada faktor-faktor internasional. Kondisi ini berimbas pada produksi sektor industri di sejumlah negara dunia,” tuturnya di Jakarta, Jumat (11/10/2019).

Baca: Dalam Keadaan Sudah Koma Akbar Alamsyah Dijadikan Tersangka

Berdasarkan data UNIDO, pada kuartal I-2019, tingkat pertumbuhan manufaktur dari negara-negara industri hanya sekitar 0,4 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Berita Rekomendasi

Penurunan ini terjadi secara konsisten di setiap triwulan, yang sebelumnya mencapai 3,5 persen pada akhir 2017.

Baca: Kisah Asmara Istri Tentara Berujung Maut: Jayanti Dikenal Perempuan Ulet, Meski Jadi Korban KDRT

Contohnya, Amerika Utara mencatat tingkat pertumbuhannya secara year-on-year (y-o-y) hanya 1,8 persen. Ini menunjukkan penurunan 2,5 persen dari capaian pada kuartal IV-2018.

Berikutnya, tingkat pertumbuhan negatif dialami oleh Amerika Latin pada kuartal pertama tahun ini.

Kontraksi terjadi 1,2 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, terutama disebabkan oleh resesi yang berkelanjutan dari Argentina dan penurunan angka manufaktur Brasil.

Sementara itu, akibat ketidakpastian akibat rencana Inggris menarik diri dari Uni Eropa (Brexit) akan berdampak bagi masa depan ekonomi di wilayah tersebut. Merujuk data UNIDO, pertumbuhan sektor industri manufaktur di Eropa hanya 0,3 persen.

Selanjutnya, data kuartal pertama tahun ini menunjukkan pula tingkat pertumbuhan sektor manufaktur yang anjlok secara y-o-y dialami oleh dua negara ekonomi besar di wilayah Eropa, yakni Jerman dan Italia, yang masing-masing turun 2,3 persen dan 0,9 persen.

Data UNIDO juga memperlihatkan, pertumbuhan sektor industri yang negatif di beberapa negara Asia, antara lain adalah Taiwan -3,7 persen, Korea Selatan -1,7 persen, Jepang -1,1 persen, dan Singapura -0,3 persen.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas