Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Prediksi Ekonom: Perlambatan China Pengaruhi Ekonomi Indonesia dalam Jangka Panjang

jika terus berlanjut, perlambatan ekonomi China dapat menghalangi Indonesia mencapai target pertumbuhan yang lebih tinggi.

Editor: Sanusi
zoom-in Prediksi Ekonom: Perlambatan China Pengaruhi Ekonomi Indonesia dalam Jangka Panjang
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam jangka pendek, melambatnya ekonomi China yang berimbas pada kinerja ekspor Indonesia tidak akan banyak berpengaruh pada pertumbuhan PDB Indonesia secara keseluruhan.

Namun jika terus berlanjut, perlambatan ekonomi China dapat menghalangi Indonesia mencapai target pertumbuhan yang lebih tinggi.

Ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal Hastiadi menilai, porsi pertumbuhan ekspor terhadap pertumbuhan PDB saat ini belum begitu besar atau berkisar 17,6% terhadap struktur PDB pada kuartal II-2019.

Baca: Fakta-fakta LRT Jabodebek, Beroperasi Penuh Mulai 2021 hingga Driverless

Baca: Daftar Tiket Murah ke Eropa, Terbang dari Jakarta ke Amsterdam Mulai Rp 7 Jutaan

Porsi tersebut jauh lebih kecil dibandingkan dengan konsumsi rumah tangga yang mencapai 56%.

“Jadi untuk jangka pendek, gejolak eksternal yang memengaruhi perdagangan internasional memang tidak terlalu berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia,” tutur Fithra, Minggu (13/10).

Kendati begitu, bukan berarti fenomena ini bisa diabaikan. Sebab dalam jangka menengah panjang, perlambatan ekonomi China maupun negara-negara tujuan ekspor utama lainnya bisa menghambat pencapaian target pertumbuhan Indonesia.

Seperti yang diketahui dan disampaikan pemerintah beberapa kali, Indonesia butuh meraih pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi untuk bisa naik kelas menjadi negara berpendapatan tinggi (high-income country).

Berita Rekomendasi

Fithra menghitung, dibutuhkan pertumbuhan rata-rata 6,5% per tahun sampai 2030 jika Indonesia mau keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah (middle-income trap).

Untuk mencapai level pertumbuhan setinggi itu, dua pendorongnya ialah investasi dan ekspor. “Di sinilah kekhawatirannya jika pertumbuhan ekspor Indonesia tetap rendah untuk jangka menengah panjang,” kata Fithra.

Oleh karena itu, Fithra menilai dalam jangka pendek pemerintah harus terus mempertahankan sinyal-sinyal positif pada investor melalui kebijakan deregulasi dan debirokratisasi yang konkret. Sinyal yang positif tersebut berpotensi mengundang investasi masuk yang selanjutnya mendorong arus perdagangan internasional yang lebih positif.

Sementara untuk jangka panjang, pemerintah harus serius mendorong produktivitas, meningkatkan inovasi, dan memperbaiki ekosistem ketenagakerjaan. Hal-hal tersebut menentukan daya saing Indonesia dalam memperoleh penanaman modal.

“Untuk perdagangan, pemerintah harus menetapkan kebijakan agresif dalam menyasar rekan-rekan dagang non-tradisional seperti Afrika, Afrika Selatan, Amerika Selatan, Rusia, dan Australia. Karena negara tujuan utama ekspor dan Asean memiliki koneksi kuat sekali dengan China dan ikut terdampak perlambatan,” Fithra menerangkan.

Akhir tahun nanti, Fithra memiliki dua skenario pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pertama, ekonomi mampu tumbuh maksimal 5,1% sehingga ada potensi peningkatan pertumbuhan pada 2020 dan 2021 meski masih terbatas.

Kedua, skenario terburuk di mana ekonomi Indonesia tumbuh hanya 4,9% sehingga menjadi tekanan bagi prospek pertumbuhan di tahun-tahun berikutnya.

“Kalau CAD melebar signifikan, pertumbuhan bisa di bawah 5%. Kalau begitu, tahun 2020-2021 bisa jadi lebih rendah lagi karena tekanan domestik dan eksternal makin besar. Belum lagi risiko capital outflow jika krisis keuangan global yang dikhawatirkan benar-benar terealisasi,” ujar Fithra.

Berita Ini Sudah Tayang di KONTAN, dengan judul: Ekonom: Perlambatan China pengaruhi ekonomi Indonesia dalam jangka panjang

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas