Hingga September 2019, PGN Raup Laba Bersih Rp 1,82 Triliun
Per September 2019, PGN berhasil meraih laba operasi sebesar 406,90 juta dolar AS dan laba bersih 129,10 juta dolar AS atau setara Rp 1,82 triliun
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN) berhasil membukukan pendapatan sebesar 2,81 miliar dolar AS atau Rp 39,8 triliun (kurs rata-rata triwulan 3 tahun 2019 Rp 14.174 per dolar AS).
Pendapatan tersebut berasal dari hasil penjualan gas sebesar 2,18 miliar dolar AS, penjualan minyak dan gas 292,2 juta dolar AS, dari transmisi gas 181,1 juta dolar AS dan pendapatan usaha lainnya sebesar 156,6 juta dolar AS.
Per September 2019, PGN berhasil meraih laba operasi sebesar 406,90 juta dolar AS dan laba bersih 129,10 juta dolar AS atau setara Rp 1,82 triliun. Adapun EBITDA perseroan hingga triwulan 3 mencapai 724,52 juta dolar AS.
"Kami bersyukur kinerja PGN sebagai sub-holding gas terus tumbuh positif tahun ini. Kami berusaha menjaga momentum pertumbuhan ini dapat terus berlanjut hingga akhir tahun," jelas Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama, dalam keterangan tertulis, Jumat (25/10/2019).
Rachmat menjelaskan sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan perekonomian nasional di berbagai sektor bisnis, PGN juga akan terus membangun dan memperluas infrastruktur gas bumi. Tingginya kebutuhan energi di dalam negeri merupakan peluang bagi PGN untuk mengoptimalkan penggunaan gas bumi.
Selama periode Januari – September 2019 PGN berhasil menyalurkan gas bumi sebesar 3.007 BBTUD.
Rinciannya, volume gas distribusi sebesar 971 BBTUD, dan volume transmisi gas bumi sebesar 2.036 BBTUD dan melayani 371.941 pelanggan di seluruh sektor dari kelistrikan, industri, transportasi, komersial dan rumah tangga.
Terbaru, PGN resmi mengelola operasional jaringan gas (jargas) rumah tangga Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Pasuruan dan Probolinggo.
Dalam upaya optimalisasi pemanfaatan gas bumi domestik, infrastruktur gas adalah keniscayaan. Sebagai sub holding migas, saat ini total jaringan pipa gas PGN lebih dari 10.000 kilometer. PGN juga mengoperasikan 2 FSRU, 1 land-based regasification terminal, 64 stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) dan 4 mobile refueling unit (MRU).
Tidak berhenti sampai di situ, PGN juga tengah merampungkan pembangunan pipa transmisi Gresik – Semarang sepanjang 267 kilometer. Pembangunan ditargetkan rampung pada Maret tahun depan di mana saat ini progresnya hampir 100 persen.
Bukan hanya itu, untuk memastikan optimalisasi penggunaan gas bumi di Jateng, PGN juga bakal membangunan pipa distribusi Semarang – Kendal – Ungaran sepanjang 96 kilometer. Di Sumatera, PGN tengah mengerjakan pembangunan pipa Duri – Dumai tahap II sepanjang 67 kilometer.
Beragam pembangunan infrastruktur yang dilakukan PGN itu, semata-mata demi optimalisasi penggunaan gas bumi. Terdekat, dengan rampungnya pembangunan pipa gas Gresik – Semarang dan Duri – Dumai, maka konektivitas jaringan gas Jawa – Sumatera tinggal selangkah lagi. Praktis, tinggal menyisakan pipa Semarang – Cirebon dan Medan – Dumai.
Sedangkan untuk mengantisipasi permasalahan pasokan, PGN juga sedang membangun LNG Terminal di Teluk Lamong, Surabaya. Pembangunan LNG Terminal berkapasitas 40 BBTUD yang terbagi dalam tiga fase itu ditargetkan beroperasi akhir tahun ini dan rampung keseluruhan pada 2023 mendatang.
Integrasi moda transportasi gas bumi baik berbasis pipa maupun non pipa yang diupayakan, diharapkan dapat menjangkau seluruh wilayah pasar sehingga pemanfaatan gas bumi domestik dapat meningkat.
Optimalisasi penggunaan gas bumi sangat bermanfaat untuk mengurangi beban subsidi pemerintah.
Rachmat Hutama menjelaskan, di tengah tantangan dan perlambatan ekonomi global dan domestik, PGN berusaha mengoptimalkan setiap peluang yang ada untuk memperkuat bisnis perseroan.
Pembangunan infrastruktur gas bumi untuk menjangkau pasar-pasar baru juga terus dilakukan di berbagai daerah. Sementara untuk memastikan ketersediaan pasokan gas, PGN mengombinasikan gas sumur dan Liquid Natural Gas (LNG) dari berbagai sumber.
Sesuai rencana kerja PGN hingga 2024, perusahaan akan membangun sejumlah infrastruktur baru di antaranya jaringan pipa transmisi dan distribusi masing-masing sepanjang 528 kilometer dan 500 kilometer. Lalu, 7 LNG filling station untuk truk/kapal, 5 FSRU, 3,59 juta sambungan rumah tangga dan 17 fasilitas LNG untuk mensuplai kebutuhan kelistrikan dan menjangku wilayah geografis dengan karakterisktik kepulauan di seluruh Indonesia.
PGN juga akan menggenjot program jargas rumah tangga untuk menekan subsidi energi di sektor tersebut. Di 2025, PGN ditargetkan mengoperasionalkan 4,7 juta sambungan rumah tangga.