Peluang Manfaatkan Lahan Tidak Produktif Menjadi Kos-Kosan
Kamar keluarga menjadi perantara antara pemilik tanah yang produktif dan investor yang ingin menanamkan modal untuk pembangunan rumah kos
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNNEWS.COM, JAKARTA - Kamar Keluarga adalah startup properti memberikan kesempatan bagi pemilik properti berupa tanah yang tidak produktif untuk dijadikan asset produktif hingga bisa memperoleh passive income berupa kamar kos.
Kamar keluarga menjadi perantara antara pemilik tanah yang produktif dan investor yang ingin menanamkan modal untuk pembangunan rumah kos.
“Jadi kami mempertemukan pemilik tanah dengan investor yang ingin membangun kamar kos-kosan di lahan pemilik tanah,” kata Charles Kwok, Direktur Utama Kamar Keluarga kepada Tribunnews, Sabtu (26/10/2019).
Nantinya kedua belah pihak akan mendapatkan profit sharing dari hasil kos-kosan itu setelah beroperasi dan pembagian profit dimulai 35:65 persen hingga 45:55 persen, sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.
Bagi pemilik tanah maupun investor sebenarnya tahu beres karena semua pembagunan properti, hingga pengelolaan akan menjadi tanggungjawab Kamar Keluarga.
Lantas berapa lahan yang bisa disediakan pemilik tanah dan investasi yang dibutuhkan?
Ia mengilustrasikan, tanah seluas 105 meter persegi, pihak Kamar Keluarga bisa membangun 32 unit, sedangkan untuk pembangunan investor sekitar Rp 60 juta per kamar.
“Jadi setiap investor perlu mengeluarkan uang Rp 1,92 miliar untuk pembangunan kamar kos dan nantinya hasil sewa kamar kos yang dikelola Kamar Keluarga akan dibagi sesuai kesepakan,” katanya.
Baca: Diisukan Jadi Calon Ibu Kota RI, Pemilik Tanah di Samboja Kaltim Mulai Didatangi Banyak Orang
Kamar Keluarga menyediakan layanan langganan hunian co-living dengan jaringan layanan terlengkap di Indonesia dengan total jumlah kamar yang sudah dan akan beroperasi sebanyak 2.041 kamar di 75 lokasi strategis yang mampu diakses dengan mudah oleh masyarakat.
“Kamar Keluarga bekerja sama dengan berbagai aplikasi seperti Traveloka, Tiket.com, Agoda, Booking.com, AirBnB, PegiPegi, Airy Rooms, dan Mister Aladin untuk layanan pemesanan kamar,” katanya.
“Hingga saat ini, Kamar Keluarga sudah memiliki 2.041 kamar yang sudah dan akan beroperasi yang tersebar di 75 lokasi strategis di Jabodetabek dan Bandung,” katanya.
Kamar Keluarga Lini juga mengembangkan vertikal bisnis yang memanfaatkan lokasi dan demand dari konsumen KK yang dibangun di atas properti tersebut, seperti laundry keluarga bagi seluruh tamu dan tenant kost, warung keluarga yang terletak di setiap lokasi kosan/ property KK.
Kemudian restaurant, salah satunya resto seafood di Fatmawati dan laundry untuk linen, dikembangkan untuk membantu hotel-hotel di sekitar lokasi.
Kamar Keluarga juga memberikan berbagai seminar edukasi dengan berbagai tema setiap bulannya tanpa dipungut biaya, dimana konsep ini merupakan salah satu nilai tambah untuk co-living KK yang turut memberikan edukasi kepada penghuninya.
Baca: 8 Pertanyaan Konyol yang Sering Ditanyakan Tamu Hotel
Baca : Hari Ini 28 Oktober, Ucapan Selamat Hari Sumpah Pemuda dalam Bahasa Inggris, Share & Status Medsos
Baca : Kabar Buruk Santri yang 3 Tahun Lalu 'Ramal' Prabowo Jadi Menteri Jokowi, Begini Nasibnya Sekarang
Kamar Keluarga Development adalah pilar yang memaksimalkan sisa ruang yang diakuisisi oleh KK untuk pembangunan kost, dengan membangun rumah minimalis seluas 3 x 12 meter hingga 3 x 15 meter di lahan yang tersisa setelah pembangunan kamar kost.
“Dengan demikian, memberi peluang kepada para milienial ini untuk memiliki rumah pribadi, yang murah, minimalis dan terjangkau,” katanya.
Kamar Keluarga Asset adalah pilar yang membantu para investor baru yang muda maupun tua yang belum pernah berbisnis properti, yakni dalam memilih lahan, membangun dan mengelola property tersebut hingga menghasilkan passive income untuk para investor.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.