Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Menko Airlangga Jawab Kecurigaan Asing Terkait Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Airlangga menambahkan, pertumbuhan sektor perdagangan sebesar 13,02 persen juga lebih tinggi dari kuartal tahun sebelumnya.

Editor: Sanusi
zoom-in Menko Airlangga Jawab Kecurigaan Asing Terkait Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Tribunnews/Jeprima
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian), Airlangga Hartarto memberikan kata sambutan pada acara serah terima jabatan (sertijab) di Gedung Menko Perekonomian, Jakarta Pusat, Rabu (23/10/2019). Airlangga Hartarto resmi menjabat Menko Perekonomian pada Kabinet Indonesia Maju 2019-2024 menggantikan Darmin Nasution. Tribunnews/Jeprima 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjawab kecurigaan analis asing terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2019 masih bisa di level 5 persen.

Airlangga menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil 5 persen didorong konsumsi rumah tangga yang masih tumbuh 2,69 persen, jadi penyumbang terbesar terhadap PDB.

Baca: Kuartal Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,02 Persen, Tapi Disokong oleh Sektor Konsumsi

Baca: Pertumbuhan Ekonomi Cuma 5 Persen, Wakil Menteri Keuangan Salahkan Faktor Global

Baca: LSI Sebut Peluang Airlangga Hartarto di Munas Golkar Makin Kuat

"Kita lihat dari sisi konsumsi domestik masih kuat. Kemudian, dari segi investasi masih bagus," ujarnya dalam acara Indonesia Banking Expo 2019 di Jakarta, Rabu (6/11/2019).

Selain itu, Airlangga menambahkan, pertumbuhan sektor perdagangan sebesar 13,02 persen juga lebih tinggi dari kuartal tahun sebelumnya.

"Industri perdagangan naik dibanding kuartal yang sama tahun kemarin. Ada kenaikan sedikit," katanya.

Beberapa faktor fundamental tersebut diyakini cukup untuk mengerek pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga diatas 5 persen.

Berita Rekomendasi

"Menurut saya beberapa faktor fundamental yang membuat kita punya daya tahan terhadap penurunan perekonomian secara keseluruhan (global)" pungkasnya.

Sebelumnya, Trinh Nguyen, seorang ekonom dari Natixis SA di Hong Kong, juga mempertanyakan angka-angka tersebut dalam sebuah postingannya di Twitter.

"Saya tidak tahu bagaimana ekonomi dapat tumbuh pada tingkat yang sama untuk waktu yang lama. Tetapi Indonesia mengalami hal itu," katanya seperti yang dikutip Bloomberg.

"Pengeluaran pemerintah lemah, investasi melambat, dan impor juga mengalami pelemahan."

Sementara, ANZ menggambarkan perkiraan pertumbuhan 5,02 persen sebagai pertumbuhan yang "lamban".

"Meskipun data menunjukkan bahwa pertumbuhan investasi telah stabil, namun data penjualan ritel bulanan dan sinyal kepercayaan konsumen yang melambat menunjukkan bahwa pertumbuhan konsumsi swasta telah menurun," tulis ANZ dalam catatan kepada klien pada hari Jumat akhir pekan lalu.

ANZ menjelaskan, pada dua kuartal pertama tahun ini, tingkat konsumsi rumah tangga yang menyumbang lebih dari setengah PDB Indonesia, didorong oleh pengeluaran terkait pemilu. Nah, kini, pengeluaran tersebut telah mengering di kuartal ketiga.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas