Proyek Properti Diyakini Bisa Menciptakan Multiplier Effect Baru di Kota Bandung
Selain sebagai destinasi wisata, Bandung Selatan juga akan menjadi pilihan baru untuk tempat tinggal.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tak bisa ditampik, pembangunan infrastruktur bisa mendorong menggeliatnya bisnis di sektor properti.
Di dunia properti, infrastruktur akan selalu menjadi faktor utama dalam pertumbuhan nilai sebuah properti secara signifikan.
Bila ditunjang dengan infrastruktur yang tepat, pertumbuhannya bisa mencapai angka yang cukup fantastis.
Proyek jalan Tol Jakarta-Cikampek II (elevated toll) yang ditargetkan akan beroperasi pada akhir tahun 2019 ini misalnya bisa mendorong menggeliatnya bisnis properti di koridor ini termasuk kota sekitarnya seperti Bandung.
Begitu juga proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang juga sedang dikebut pembangunannya dan akan membuat waktu tempuh antara Jakarta dan Bandung menjadi lebih singkat, menjadi sekitar 36 menit.
Selain itu, saat ini
Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga telah mencanangkan pembangunan light railtransit (LRT) Bandung Raya sebagai salah satu proyek strategis nasional dengan rute LRT Bandung Raya akan mencakup seluruh pelosok Bandung Raya.
Hal ini akan ikut mendorong geliat bisnis properti di wilayah Bandung Selatan.
Selain sebagai destinasi wisata, Bandung Selatan juga akan menjadi pilihan baru untuk tempat tinggal.
Melihat potensi menjanjikan ini, PT Agung Podmoro Land Tbk (APLN) turut menjajal pasar properti Bandung Selatan dengan mengembangkan Podomoro Park di Jalan Terusan Buahbatu, Bandung.
Proyek seluas 130 ha ini dikembangkan dengan mengusung konsep “Harmony with Nature” dengan 3 kawasan hunian utama serta 1 kawasan business district.
Sekitar 50% lahan Podomoro Park dialokasikan untuk kawasan terbuka hijau dan danau.
Wibisono, Investor Relations APLN, mengatakan, pengembang perumahan di Bandung Selatan belum terlalu banyak sehingga memberi kesempatan lebih besar bagi Podomoro Park untuk menyerap pasar lebih cepat.
APLN mencatat tingginya animo pasar terhadap proyek Podomoro Park.
“Tiga klaster di dalam kawasan Podomoro Park Bandung yang telah dipasarkan mendapatkan respons sangat baik. Sekitar 90 persen dari total unit dalam tiga klaster itu sudah terserap pasar,” kata Wibisono.
Merespon permintaan pasar untuk hunian satu lantai, terutama untuk kebutuhan milenial, APL juga meluncurkan klaster Padmagriya, di Podomoro Park.
“Milenial itu kan identik dengan gaya hidup simpel dan praktis sehingga ada kriteria tersendiri dalam memilih hunian. Interiornya simpel dan dominan dengan bentuk-bentuk geometris. Ini kan ciri selera hunian kalangan ini,” ujar Wibisono.
Klaster Padmagriya dibangun dengan gaya arsitektur modern minimalis dalam dua tipe, yaitu Asoka (6 x 11 meter) dan Ayana (7 x 12 meter). Hunian ini dilengkapi halaman depan rumah dan belakang, serta area joging dan rute bersepeda di tepi danau.
Saat ini Podomoro Park tengah mengembangkan klaster Amagriya Eka dan Amagriya Dwi, serta klaster premium Anapuri dengan fasilitas jogging track di tepian danau dan club house dengan infinity pool, pusat kebugaran, jacuzzi, lapangan tenis, lapangan basket, dan ruang serbaguna, termasuk sistem keamanan 24 jam.
“Properti merupakan salah satu katalis utama pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dan negara. Sejak mulai dibangun hingga beroperasi, proyek properti selalu menciptakan multiplier effect yang besar bagi perekonomian masyarakat sekitarnya,” ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.