Inovasi Fintech Permudah Transaksi Transfer Lintas Negara dengan Teknologi
Semua data terkait biaya, konversi kurs, kelengkapan dokumen, hingga status pembayaran, dicantumkan secara transparan dan akurat
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah perusahaan financial technology (fintech) terus bertumbuh dengan pesat di Indonesia.
Kehadiran fintech ikut menghadirkan inovasi pada industri perbankan yang sering dianggap sebagai industri yang sudah matang.
Hal ini pun disambut positif oleh pihak Bank Indonesia yang ingin mengembangkan digitalisasi sistem ekonomi dan keuangan sebagai bagian dari visi Sistem Pembayaran Indonesia 2025.
Dengan mengandalkan teknologi, aplikasi mobile, atau platform yang praktis, kini berbagai layanan fintech menawarkan kemudahan yang belum pernah ada sebelumnya.
Salah satu contoh nyata adalah Wallex Technologies, perusahaan asal Singapura yang mengubah metode transfer dana internasional menjadi praktis dan modern.
Andy Putra, Country Manager Wallex di Indonesia menjelaskan, pihaknya melihat ada dua hal utama yang perlu diperbaiki dari metode transfer dana internasional pada umumnya, yaitu proses pembayaran dan pengambilan uang.
Dia meyebut ketika melakukan transfer ke luar negeri, biasanya lembaga perbankan konvensional akan menetapkan biaya layanan progresif.
"Ini berarti, semakin tinggi dana yang ditransfer, semakin besar pula beban biayanya. Namun, Wallex memberlakukan biaya layanan flat hanya sebesar Rp 100.000 per transaksi, sehingga menawarkan tarif yang jauh lebih murah dibandingkan metode transfer tradisional, pembayaran dengan kartu, atau bahkan PayPal," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (18/12/2019).
Selain itu, kata dia, banyak bank konvensional yang memproses transfer dana lintas-negara secara offline. Pelanggan harus mendatangi kantor cabang terdekat, melengkapi dokumen, baru bank akan melakukan pengiriman dana. Kurs yang ditawarkan pun biasanya terbatas pada kurs-kurs yang paling banyak digunakan.
"Cara ini dinilai kurang efisien, terutama bagi pelanggan dengan mobilitas tinggi yang perlu menyelesaikan transfer dana sesegera mungkin," paparnya.
Oleh karena itu, ujar dia, Wallex kemudian menciptakan platform online, dimana pelanggan bisa melakukan transaksi dimana saja dan kapan saja.
Semua data terkait biaya, konversi kurs, kelengkapan dokumen, hingga status pembayaran, dicantumkan secara transparan dan akurat. Bahkan, pelanggan bisa melakukan konversi ke lebih dari 40 mata uang asing di 180 negara di dunia.
“Tujuan kami adalah menghadirkan efisiensi dan efektivitas tertinggi bagi para pelanggan. Di era digital ini, semua berjalan dengan serba cepat dan serba-online. Kami menghadirkan sebuah platform yang terintegrasi dan bisa diakses 24 jam sehari, sehingga setiap pelanggan dapat menyelesaikan transaksi transfer lintas negara dalam hitungan menit saja,” kata Andy Putra.
Dengan transfer dana yang dilakukan secara digital, Wallex menjamin bahwa semua transaksi di-enkripsi dengan baik, sehingga terjaga kerahasiaan maupun keamanannya.
Sebagai perusahaan rintisan fintech, Wallex telah mendapatkan Lisensi Pengiriman Uang dari Bank Indonesia dan Otoritas Moneter Singapura.
Selain dalam hal pembayaran, Wallex juga berupaya untuk menghadirkan kemudahan bagi pihak penerima. Umumnya, pihak penerima harus membayarkan biaya transfer untuk setiap transaksi internasional. Dengan begitu, biaya yang dibayarkan akan semakin besar dan tidak efisien khususnya untuk volume transfer internasional yang banyak namun dengan nominal yang kecil.
Namun dengan Wallex, pihak penerima bisa berhemat menggunakan akun bank virtual di Singapura, dan Amerika Serikat.
Sehingga, transfer dana yang dilakukan hanya akan dikenakan biaya transfer lokal saja yang notabene lebih murah. Penerima lalu bisa memutuskan untuk mengirimkan dana tersebut ke rekening pribadi mereka untuk menghemat biaya transfer internasional. Hal ini tentunya sangat bermanfaat untuk penerima dana internasional reguler dalam jumlah banyak, seperti eksportir yang melayani pembayaran dari berbagai kanal.
“Kami telah melihat bagaimana industri perbankan selama ini beroperasi melayani transfer dana lintas-negara. Dari situ, kami mencari inovasi melalui teknologi, untuk membuat proses ini semakin praktis dan terjangkau bagi para pelanggan. Berkat teknologi yang kami kembangkan, kami bisa mengubah proses transfer dana lintas-negara menjadi lebih murah, cepat, praktis, dan mudah diakses oleh siapa saja,” ungkap Andy.
Sebagai perusahaan fintech terdepan yang memimpin inovasi dalam hal transfer dana lintas-negara, Wallex berhasil mencatatkan nilai transaksi tahunan hingga Rp 14 triliun dan kenaikan Gross Transaction Volume sebesar 20% setiap bulannya.
Saat ini, Wallex tengah fokus untuk melakukan ekspansi agresif ke pasar-pasar potensial lain dan mengembangkan tim eksekutif yang kuat dalam industri perbankan dan keuangan.
Salah satu tren yang berkembang saat ini adalah pertumbuhan transaksi intra-regional di dalam wilayah Asia. Berpartisipasi dalam tren ini, Indonesia sendiri berhasil membukukan nilai ekspor sebesar Rp2.541 triliun (USD 180,06 miliar) pada tahun 2018, naik 6,65% dibandingkan tahun sebelumnya. Wallex berada di posisi strategis untuk mempermudah transaksi lintas negara di wilayah Asia. Di Indonesia sendiri, Wallex telah melayani berbagai pelanggan ternama di industri pariwisata, manufaktur, retail, dan e-commerce untuk memfasilitasi kegiatan pembayaran luar negeri.