Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Tips Menghindar dari Jeratan Utang Konsumtif

Agar tidak terjerat utang, Anda harus memisahkan utang produktif dan utang konsumtif.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Tips Menghindar dari Jeratan Utang Konsumtif
mountainriverfinancial.com
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mulailah tahun baru dengan resolusi keuangan yang lebih baik, dan terhindar dari jeratan utang. Berikut tips menghindari jeratan utang, untuk keuangan yang lebih baik.

Head of Wealth Management & Premier Banking Bank Commonwealth Ivan Jaya, mengatakan, agar tidak terjerat utang, Anda harus memisahkan utang produktif dan utang konsumtif.

"Fokuskan terlebih dahulu untuk membebaskan diri dari utang konsumtif, karena Utang konsumtif merupakan utang yang sifatnya impulsif seperti berlibur, nonton konser dan ganti gadget," ucap Ivan dalan keterangan pers kepada Tribunnews, Sabtu (11/1/2020).

Ia menambahkan, utang konsumtif biasanya didapat dari kartu kredit, kredit tanpa agunan, dan pay later seperti tren yang ada akhir-akhir ini.

“Biiasanya utang yang berasal dari channel tersebut memiliki tingkat bunga pinjaman yang lebih besar dan tidak menambah jumlah aset anda," kata Ivan.

Adapun, utang produktif yang merupaka utang yang dapat membuat anda menjadi lebih produktif, atau menambah aset serta penghasilan anda.

Baca: Tips Mengelola THR Dengan Bijak

Berita Rekomendasi

"Yang termasuk dalam utang produktif ini adalah kredit kepemilikan rumah atau apartemen, kredit kepemilikian kendaraan di mana kendaraan tersebut digunakan untuk memudahkan aktivitas sehari-hari, dan juga kredit modal usaha," ujar Ivan.

Ivan menyebutkan setelah mengetahui jumlah utang konsumtif, urutkan dari utang yang memiliki bunga tinggi, lalu utang yang memiliki tempo yang panjang.

"Agar cicilan utang tidak mengganggu arus kas rutin, hitunglah berapa jumlah cicilan utang yang perlu dibayar setiap bulannya. Dengan Aturan sederhana, total jumlah cicilan utang tidak boleh melebihi 30 persen penghasilan bersih Anda setiap bulan", Kata Ivan.

Jika ternyata jumlahnya melebihi 30 persen penghasilan bersih, sebagian aset yang dimiliki terpaksa harus dihilangkan untuk melunasi utang yang memiliki bunga tertinggi, hingga total cicilan tidak lebih dari 30 persen.

“Karena jika tidak segera menurunkan rasio kemampuan bayar utang maksimum 30 persen, ada kecenderungan untuk mencari utang baru untuk menutupi beban cicilan,” katanya.

Menurut Ivan, agar terhindar dari utang konsumtif, mulailah untuk evaluasi jumlah kepemilikan kartu kredit. Mulailah dengan menutup kartu kredit yang memiliki tingkat bunga yang tinggi dan iuran tahunan yang paling besar.

"Sisakan satu saja kartu kredit yang menurut Anda paling banyak memberikan benefit. Serta mulailah untuk menabung atau berinvestasi sebelum belanja yang bersifat konsumtif dengan nilai yang cukup besar," ujar Ivan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas