Kurs Yuan Naik ke Level Tertinggi dalam 5 Bulan Terakhir
Para pengamat memprediksi Yuan akan naik ke level 6,8 per dolar dalam waktu tiga bulan ke depan.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Nilai tukar Yuan memang menukik tajam ke titik terendah sebelumnya sejak 2008 silam, hal ini berlaku setelah Amerika Serikat (AS) memasukkan China ke dalam daftar 'manipulator mata uang'.
Namun perubahan pun terjadi setelah diubahnya keputusan itu oleh Departemen Keuangan AS pada 13 Januari lalu.
Dikutip dari laman Sputnik News, Rabu (15/1/2020), mata uang ini kini diperdagangkan pada kisaran 6,9 per dolar di pasar lepas pantai pada Senin lalu, mencapai level tertingginya sejak Juli 2019.
Peningkatan terjadi setelah administrasi Presiden AS Donald Trump tidak lagi memasukkan Tiongkok sebagai negara manipulator mata uang.
Para pengamat memprediksi Yuan akan naik ke level 6,8 per dolar dalam waktu tiga bulan ke depan.
Ini berarti bisa mencapai level yang belum pernah terlihat sejak Mei 2019.
Ahli strategi pasar di Toronto-Dominion Bank di Singapura, Mitul Kotecha mengatakan, "memiliki mata uang yang lebih kuat adalah salah satu cara untuk menunjukkan itikad baik,".
"Tanda-tanda dari perlambatan ekonomi Tiongkok yang bertahap dan berubah cepat serta penurunan suku bunga Tiongkok yang terbatas akan memberikan dukungan pada mata uang itu," kata Kotecha.
Pandangan tersebut juga digaungkan oleh Kepala Strategi Ekuitas dan Derivatif di perusahaan riset ekuitas global BTIG yang dikutip oleh Marketwatch.com.
Baca: Pakar Hub Internasional Analisa Strategi Trump Gunakan Twitter dalam Konflik Iran: Dapat Dibenarkan
"Sementara pasar kini fokus pada ketegangan di Timur Tengah, Yuan diam-diam menguat di bawah uptrendnya yang berkembang bersamaan dengan perang dagang, menjelang penandatanganan fase satu yang diharapkan dilakukan pada 15 Januari,".
Baca: Menteri Pertahanan AS Akui Tak Ada Bukti Konkret Iran Berencana Serang Kedubes Amerika
Pada Senin lalu, Departemen Keuangan AS mengumumkan keputusannya untuk membatalkan daftar hitam China sebagai manipulator mata uang.
Langkah ini dilakukan jelang penandatanganan Perjanjian Perdagangan Fase Satu antara AS-China yang rencananya ditandatangani pada Rabu waktu setempat.
Perjanjian ini diharapkan akan mengakhiri perang tarif antar kedua negara yang telah berlangsung sejak 2018 lalu.