Pemerintah Undang Lego dan Infosys Untuk Investasi di Indonesia
Lego dan Infosys diundang untuk melakukan investasi di Indonesia, terutama dalam pendirian skills training institutions.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan, pemerintah tengah melakukan pelatihan untuk sekitar 2 juta tenaga pengajar per tahun.
Dalam konteks tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengundang 2 perusahaan yang telah memiliki program human capital development yang cukup baik.
Keduanya yakni Lego dan Infosys yang diundang untuk melakukan investasi di Indonesia, terutama dalam pendirian skills training institutions.
Baca: Soal Omnibus Law, Airlangga Hartarto Sebut ada 2 Jaminan untuk Pekerja
“Penguatan kerja sama antara pemerintah dan industri diharapkan dapat meningkatkan sistem pendidikan vokasi dan training serta mendorong research and development di Indonesia,” ujar Airlangga melalui keterangan resmi di Jakarta, Rabu (22/1/2020).
Sementara sebagai langkah konkret dalam menciptakan kolaborasi antara industri dan pemerintah, pemerintah pada pertengahan 2019 telah meluncurkan insentif super tax deduction.
Insentif itu melalui pengurangan penghasilan bruto 200 hingga 300 persen dari jumlah biaya yang dikeluarkan industri untuk kegiatan pengembangan vokasi dan pelatihan serta research and development di Indonesia.
Adapun, penguatan kerja sama pemerintah dan pelaku industri dalam meningkatkan kapasitas SDM Indonesia dalam Pertemuan tahunan World Economic Forum (WEF) Davos tahun 2020 kali ini mengangkat tema "Stakeholders for a Cohesive and Sustainable World”.
Airlangga turut berperan sebagai panelis, kontributor dan menyampaikan remarks pada sejumlah sesi diskusi panel dalam rangkaian acara WEF Davos 2020.
Dalam sesi diskusi mengenai “Future of Education: A New Agenda for Action” mengawali sesi WEF Davos 2020 pada Selasa (21/2) kemarin, Airlangga menyampaikan lima prioritas pemerintah Indonesia pada periode kedua Pemerintahan Presiden Jokowi.
Kelimanya yakni pengembangan sumber daya manusia, secara spesifik reformasi sistem pendidikan, pembangunan infrastruktur, penyederhanaan regulasi, penyederhanaan birokrasi, dan transformasi ekonomi.
Selanjutnya, Airlangga juga mengungkapkan bahwa salah satu tantangan utama dalam human capital development adalah meningkatkan skill tenaga pengajar.