Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

GoPay Kuasai Pasar Dompet Digital Tanpa Bakar Uang

Didominasi pengguna organik, GoPay menjadi pemimpin pasar (market leader) dompet digital (e-Wallet) di Indonesia.

Penulis: Fajar Anjungroso
zoom-in GoPay Kuasai Pasar Dompet Digital Tanpa Bakar Uang
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Pengunjung GoFood Festival memberikan apresiasi kepada Koste band, musisi jalanan binaan Institut Musik Jalanan (IMJ) menggunakan GoPay di area Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (17/8/2019). Sejak Juni 2019 lalu, GoPay berkolaborasi dengan IMJ di mana lewat kolaborasi ini, para musisi jalanan binaan IMJ bisa mendapatkan kode QR dari GoPay. Bertepatan dengan hari kemerdekaan RI ke-74, 57 musisi jalanan tampil di 15 titik GoFood Festival di sekitar Jabodetabek. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Didominasi pengguna organik, GoPay menjadi pemimpin pasar (market leader) dompet digital (e-Wallet) di Indonesia.

Research Director Customer Experience Ipsos Indonesia, Olivia Samosir menjelaskan organic user (pengguna organik) adalah tulang punggung bisnis.

"Organic user yang membuat bisnis berkesinambungan," katanya saat memaparkan hasil penelitian: ‘Evolusi Dompet Digital: Strategi Menang Tanpa Bakar Uang’ di hotel JW Marriott, Jakarta, Rabu (12/2/2020).

Dari hasil penelitian Ipsos, GoPay memiliki pengguna organik dalam jumlah dominan. Tercatat sebesar 54% dari konsumen mengatakan tetap menggunakan GoPay meskipun tidak ada promo.

Sisanya sebesar 29% akan tetap menggunakan Ovo, sebesar 11% tetap menggunakan Dana, dan 6% menggunakan LinkAja.

”Hasil temuan kami menemukan loyalitas konsumen untuk tetap menggunakan dompet digital tanpa promo tergantung pada kualitas layanan,” terang Olivia.

GoPay unggul di mayoritas parameter kualitas layanan dompet digital. Di antaranya aspek keamanan (76%), kepraktisan (77%), inovasi (72%), layanan pelanggan (73%), dan dapat diterima atau bisa digunakan dimana-mana (76%).

Berita Rekomendasi

Studi yang dilakukan Ipsos merupakan perusahaan riset global terbesar ketiga di dunia asal Perancis itu pada periode 20 Desember 2019 – 15 Januari 2020. Survei dengan metode random sampling dan tatap muka.

Responden berjumlah 500 orang tersebar di lima kota besar; Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Palembang, dan Manado. Mayoritas adalah milenial (kelahiran 1980-1996) dan generasi (gen) Z (kelahiran 1997-2002).

”Fokusnya ke generasi muda karena Indonesia sedang menikmati bonus demografi. Kelas produktif itu didominasi milenial,” ucapnya.

Di tempat yang sama, Business Development Advisor Bursa Efek Indonesia (BEI) Poltak Hotradero menceritakan bagaimana GoPay bisa terus bertumbuh seperti sekarang.

”Dia bisa melakukan apa yang sejauh ini bank tidak bisa lakukan. Bukan berarti menggantikan bank. Dan tentu saja karena ada ekosistem yang terbentuk di Gojek,” ungkapnya.

Baca: Antara OVO, Gopay dan DANA Mana yang Paling Murah Biaya Top Up-nya?

Inovasi, sambung dia, menjadi kunci utama dalam persaingan dompet digital saat ini. Bukan lagi semata jualan promo.

Terlebih lagi era “bakar uang” dalam bentuk promo jor-joran diyakini segera berakhir sehingga loyalitas konsumen memegang peran penting.

”Ya seperti contoh GoPay saja yang awalnya sesederhana itu; menolong untuk kebutuhan sehari-hari. Setelah itu harus mendengar apa yang konsumen butuhkan dan lakukan inovasi,” paparnya.

Managing Director GoPay, Budi Gandasoebrata, mengatakan promo akan tetap ada tapi hanya bersifat taktikal dan sesuai target seperti dilakukan industri lain dan termasuk kartu kredit perbankan. Bukan yang bersifat terus menerus dan jor-joran lagi.

”Kalau di GoPay fokusnya dari awal adalah sustainability dan profitability. Dan seperti kalian tahu, dari awal kan promo GoPay ya paling jelek lah. Biasa saja tidak sampai besar. Tapi paling banyak penggunanya karena kita tingkatkan di layanan,” ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas