Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, CHINA - Adidas mengumumkan pada Rabu kemarin, bahwa penjualan produk brand olahraga ini di China mengalami anjlok terhitung sejak 25 Januari 2020.

Angka penjualan Adidas merosot tajam hingga mencapai 85 persen jika dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

"Kami telah mengalami dampak negatif secara materiil dari mewabahnya virus corona pada operasi kami di China," ujar perwakilan perusahaan tersebut.

Dikutip dari laman Business Insider, Kamis (20/2/2020), perusahaan asal Herzogenaurach, Jerman itu menegaskan bahwa upaya yang dilakukan dalam melindungi karyawan serta keluarga mereka, serta kerja sama dengan pihak otoritas China terkait penanganan wabah ini, telah membuat sebagian besar gerainya tutup.

Baca: Untuk Olahraga Ekstrim, QNBR Footwear Perkenalkan Sepatu Skateboard dan BMX

Baca: Kabar Terbaru Sony Wakwaw: Diisukan Jatuh Miskin, Usaha Sepatu Bangkrut, hingga Rindu Syuting

Baca: Sepatu Jokowi Penuh Lumpur Saat Tanam Akar Wangi Bersama Warga Sukajaya

"Ini menyebabkan mayoritas gerai kami tutup di China, dan transaksi penjualan pun berkurang di gerai kami yang masih tersisa di negara itu," seperti yang tertulis dalam pernyataan Adidas.

Sementara itu, Pemilik Reebok-Adidas mengatakan bahwa penjualan dua brand ini juga mengalami penurunan kepadatan lalu lintas penjualan di negara kawasan Asia Timur lainnya, seperti Jepang dan Korea Selatan (Korsel).

Pihak perusahaan belum menghitung seberapa besar corona ini menampar bisnis utamanya di luar China.

Kendati demikian, perusahaan tersebut memperingatkan bahwa situasi saat ini masih belum jelas, sehingga pengukuran terkait dampak keseluruhan epidemi tersebut pada bisnis Reebok Adidas pun belum dapat dihitung pada tahun keuangan ini.

Virus corona yang diduga muncul kali pertama di Wuhan, kota yang terletak di provinsi Hubei, China setidaknya telah menginfeksi lebih dari 75 orang dan menewaskan lebih dari 2.000 jiwa.

Penyakit mematikan ini bahkan telah menyebar ke lebih dari 25 negara termasuk di benua Eropa.

Perlu diketahui, mewabahnya corona telah mengganggu industri global termasuk China sendiri dan mengancam terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi pada banyak negara di kuartal ini.

Wabah ini juga memaksa Adidas dan perusahaan asing lainnya seperti Nike menutup gerainya di wilayah China untuk sementara waktu.

Bahkan raksasa teknologi Apple pun mengumumkan pada pekan ini bahwa mereka tidak yakin akan mencapai target pendapatan pada kuartal ini.

Hal itu karena dipicu adanya kendala pasokan, penutupan gerai, serta berkurangnya jumlah pelanggan.

Perlambatan ini mungkin juga akan sangat mengecewakan Adidas, mengingat brand ini telah melakukan investasi secara proaktif di pasar China pada kuartal terakhir dalam upaya mempercepat pertumbuhan industrinya.