Kurs Rupiah di Rp 14.300 Per Dolar AS, Gubernur BI: Yang Penting Berada di Pasar
Setelah sempat melemah, Senin awal pekan hari ini seperti dilansir Bloomberg, rupiah di pasar spot ditutup menguat ke level Rp 14.265 per dolar AS.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali menunjukkan tren fluktuatif cukup tajam.
Setelah sempat melemah, Senin awal pekan hari ini seperti dilansir Bloomberg, rupiah di pasar spot ditutup menguat ke level Rp 14.265 per dolar AS.
Posisi ini naik 0,37% dibandingkan dengan penutupan Jumat (28/2) yang ada di Rp 14.318 per dolar AS. Meski berhasil menguat, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim seperti dikutip Kontan menyatakan, untuk Selasa (3/3/2020) besok rupiah berpeluang kembali melemah.
"Perdagangan besok, rupiah akan tertekan ke rentang Rp 14.210-Rp 14.320 per dolar AS," kata Ibrahim, Senin (2/3/2020).
Baca: Michelin Kenalkan Ban Radial Terbaru untuk Truk dan Bus, 20 Persen Lebih Awet
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers hari ini menyatakan, pihaknya berkomitmen menjaga stabilitas moneter dan pasar keuangan melalui koordinasi kebijakan dalam koridor pemerintah pusat serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Pemerintah telah dan akan terus meningkatkan ruang stimulus fiskal dan memberikan kemudahan berusaha di sektor riil termasuk kegiatan pariwisata, ekspor-impor sehingga dapat menopang pertumbuhan ekonomi,” kata Perry Warjiyo di kantornya.
Baca: Toyota Ungkap Suplai Komponen dari China Aman
Dia mengatakan, BI juga menjaga stabilisasi nilai tukar pasar keuangan.
“Kondisi pasar semakin baik kondisi valasnya. Sekarang kurs Rp 14.300 per dolar AS, yang penting bit offernya jalan. Jadi pasar juga confident. Tapi yang paling penting BI berada di pasar,” kata dia.
Perry menyatakan, Pemerintah melalui Kementerian Keuangan akan kembali mengumumkan kebijakan stimulus fiskal terkait kegiatan usaha yang terdampak virus corona.
“Itu nanti yang akan menyampaikan bu menteri (keuangan) sebelumnya sudah ada paket stimulus,” tuturnya.
"Langkah koordinasi dilakukan secara konsisten dan kuat dari waktu ke waktu agar dampak Covid-19 terhadap stabilitas ekonomi bisa terjaga ketahanan eksternal,” ujarnya.