Harga Minyak Dunia Anjlok, Indef: Investor Asing Panik
Ekonom Indef Bhima Yudhistira menilai merosotnya harga minyak dunia saat ini turut berdampak pada kekhawatiran di pasar keuangan.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom Indef Bhima Yudhistira menilai merosotnya harga minyak dunia saat ini turut berdampak pada kekhawatiran di pasar keuangan.
Menurutnya, para investor asing kini terus berlomba menjual sahamnya menyusul aksi perang harga minyak antara Arab Saudi dan Rusia.
"Kepanikan juga melanda pasar keuangan, IHSG turun 6,9 persen dalam sepekan memicu investor asing melakukan aksi jual saham sebesar Rp 1 triliun," ujar Bhima, Selasa (10/3/2020).
Bahkan keluarnya dana asing itu pun diprediksi akan berdampak pula pada melemahnya rupiah.
"Dana asing yang keluar membuat rupiah makin tertekan, sehingga rupiah diperkirakan melemah ke 14.500-15.000 dalam jangka waktu pendek," jelas Bhima.
Sebelumnya, Bhima juga menyebut anjloknya harga minyak dunia turut mendorong turunnya harga komoditas ekspor andalan Indonesia, yakni minyak sawit dan batu bara.
"Anjloknya harga minyak dunia membuat harga komoditas seperti sawit dan batubara menurun," kata Bhima.
Harga minyak dunia jenis Brent anjlok 27 persen menjadi 33,09 dolar AS per barel pada Senin (9/3/2020).
Anjloknya harga minyak dunia ini dipicu aksi perang harga yang dilakukan Arab Saudi kepada Rusia.
Arab Saudi bertekad untuk kembali merebut pasar melalui penggelontoran minyak mentah.
Ini tentu saja mengejutkan pasar dan langsung berdampak pada sejumlah sektor.
Harga Pertamax Cs Bakal Turun?
Merosotnya harga minyak mentah dunia ke 30 dollar AS per barel dinilai akan berdampak terhadap penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Khususnya, BBM non subsidi misalnya Pertamax dan Pertalite.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.