Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Industri Hotel dan Restoran Berpotensi Merugi US$ 1,5 Miliar Akibat Virus Corona

Potensi yang hilang dari kedua industri ini mencapai US$ 1,5 miliar sampai hari ini

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Industri Hotel dan Restoran Berpotensi Merugi US$ 1,5 Miliar Akibat Virus Corona
Shutterstock
Ilustrasi virus corona.(Shutterstock) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelaku industri hotel dan restoran di Indonesia terkena imbas dari wabah virus corona.

Melansir dari Kontan.co.id, Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengungkapkan, potensi yang hilang dari kedua industri ini mencapai US$ 1,5 miliar sampai hari ini.

Perhitungan kasar tersebut, kata Haryadi, diambil dari perhitungan ketiadaan pengunjung dari China, yang pada tahun lalu mencapai 2 juta orang dengan nilai pengeluaran US$1,1 miliar ditambah lain-lain sebesar US$400 miliar.

Baca: Antisipasi efek wabah corona, Kadin minta pemerintah beri insentif untuk UMKM

Ia berkata, perhitungan tersebut masih kasar atau dalam arti lain perhitungan minimal karena belum memasukkan supply chain lain dari industri hotel dan restoran lainnya.

"Misalnya, supply chain perhotelan ada lebih dari 500 jenis operasional yang melibatkan UKM. Jadi, UKM terdampak. Perhitungan tersebut juga bisa lebih parah jika masyarakat tidak melakukan aktivitas," paparnya ditemui di Jakarta Selatan, Kamis (12/3/2020).

Sebagai informasi, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) sebelumnya juga telah memprediksi potensi kehilangan devisa dari sektor pariwisata sekitar US$530 juta akibat COVID-19.

Berita Rekomendasi

Hariyadi melanjutkan, karena adanya virus corona, target pertumbuhan industri perhotelan dan restoran juga terpaksa direvisi.

Tahun ini, target pertumbuhan dipatok di kisaran 4,5% sampai 5,2%.

Awalnya, target industri hotel dan restoran dipasang di kisaran 10% sampai 12%.

Hariyadi berkata, target yang direvisi tersebut juga masih bergantung dari adanya pembalikan dari kepanikan masyarakat.

Baca: PHRI: Stimulus pariwisata dari pemerintah sudah tepat tapi belum berdampak

Akibatnya, perusahaan yang bergerak di sektor perhotelan dan restoran juga harus menjaga cashflow operasional dengan menghapus pekerja harian dan memberlakukan sistem shift untuk pekerja kontrak dan tetap.

"Karyawan harian di perhotelan sudah pasti tidak lagi dipakai, ini untuk mengurangi beban kurang lebih 60% dan menjaga cashflow sekitar 30% sampai 50%. Di restoran pun juga sama, tapi karena di restoran banyak karyawan kontrak, sistem shift atau bergantian, lebih less complicated untuk penyesuaian jumlah karyawan," lanjutnya.

Halaman
123
Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas