Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Rupiah Tembus Rp 16 Ribu, Pengamat Ekonomi: Ini Risiko yang Tak Bisa Diihindarkan

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah. Pada Kamis sore, rupiah kurs tengah Bank Indonesia (BI) anjlok ke Rp 15.919.

Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Sri Juliati
zoom-in Rupiah Tembus Rp 16 Ribu, Pengamat Ekonomi: Ini Risiko yang Tak Bisa Diihindarkan
Warta Kota/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Karyawan jasa penukaran uang asing, menunjukan dollar amerika di Masayu Agung, Kwitang, Jakarta Pusat, Kamis (2/8/2018). Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) semakin melemah ke Rp 14.457 per dollar AS. 

TRIBUNNEWS.COM - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah.

Pada Kamis (19/3/2020) sore, rupiah kurs tengah Bank Indonesia (BI) anjlok ke level Rp 15.919 per dolar AS.

Pelemahan rupiah ini terjadi setelah adanya lonjakan kematian akibat virus corona di Indonesia.

Bahkan, di antara negara-negara di Asia Tenggara, tingkat kematian akibat virus corona di Indonesia adalah yang tertinggi.

Terkait dengan hal itu, Pengamat Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret, Retno Tanding memberikan tanggapannya.

Ilustrasi
Ilustrasi (TRIBUNNEWS/SYAHRIZAL SIDIK)

Baca: Rupiah Nyaris Sundul Rp 16.000 Per USD, Menko Airlangga: Ikuti Mekanisme Pasar Dulu

Baca: Update Nilai Tukar Rupiah per Kamis 19 Maret 2020 Sore: Melemah hingga Rp 15.712 per Dollar AS

Ia mengatakan, Indonesia dan semua negara di dunia sedang menghadapi krisis yang luar biasa.

Menurutnya, wabah virus corona sangat berdampak terhadap kondisi ekonomi di dunia.

Berita Rekomendasi

"Sebelumnya kan baru kelihatan saat bahan baku kesulitan pasokan karena bahan bakunya berasal China."

"Tapi kemudian masuk ke sektor yang lain seperti IHSG juga meluncur jatuh."

"Hari ini akhirnya kita melihat, sampai juga pada nilai tukar rupiah yang mencapai Rp 16 ribu," ujar Retno kepada Tribunnews.com.

"Saya kira ini tidak hanya dihadapi Indonesia, tapi banyak negara di dunia mengalami hal serupa," lanjutnya.

Ia menegaskan, virus corona yang telah menjadi pandemi juga jadi masalah di banyak negara di dunia.

"Ini adalah risiko yang tidak bisa dihindarkan karena masalah kesehatan yang kita hadapi bersama," ungkap Retno.

Retno mengatakan, tidak bisa memastikan sampai kapan rupiah akan melemah.

Menurutnya, saat ini China tengah berada di fase pemulihan wabah virus corona.

Baca: Imbas dari Virus Corona, Air Tahiti Nui Jadi Punya Penerbangan Terjauh di Dunia

Baca: Langkah Mudah Membuat Hand Sanitizer di Rumah, Bisa Cegah Corona, Lengkap dengan Videonya

Untuk itu, Retno berharap, setelah ini China bisa membantu negara-negara di dunia dalam menghadapi wabah yang muncul pertama kali di Kota Wuhan ini.

"Kita melihatnya gini di Wuhan, mereka mengisolasi dua bulan dan ia selesai dengan masalah itu."

"Saya kira ini saatnya China mengulurkan tangan untuk membantu negara-negara yang saat ini bermasalah dengan virus corona."

"Sekaligus dia (China) membangkitkan lagi kegiatan ekonominya," ungkapnya.

Ia juga mengatakan, sebenarnya Eropa dan Amerika Serikat pun tidak siap dengan krisis yang ditimbulkan akibat wabah ini.

"Yang kita lihat negara yang bisa mengatasi dengan baik kan China dan Korea Selatan sementara yang lainnya masih mencari cara terbaik," terang Retno.

Ia memperkirakan, lemahnya rupiah terhadap dolar AS akan berlangsung agak panjang.

"Kalau kita melihat situasi di Indonesia, bisa jadi memang agak panjang."

"Tentunya saat ini kita masih menghitung, kira-kira akan sampai berapa bulan kita akan menghadapi kasus corona ini di Indonesia," terang Retno.

Jika berdasarkan status darurat corona yang diperpanjang sampai 29 Mei 2020, maka rupiah juga akan melemah sampai saat itu.

"Masih panjang, tapi mudah-mudahan kita bisa bertahan dengan mengutamakan sisi kemanusiaan kita," terangnya.

Menurutnya, dampak dari rupiah yang melemah juga dapat dilihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang juga anjlok.

Baca: Soal Mudik di Tengah Wabah Corona, Maruf Amin: Saat Ini Menjaga Diri Lebih Dianjurkan

Baca: Jokowi Umumkan Hasil Tes Corona: Saya dan Ibu Iriana Dinyatakan Negatif

Namun, Retno mengatakan, ada jalan yang bisa menyelamatkan Indonesia dari krisis ekonomi ini.

Yakni saat masyarakat Indonesia tetap berbelanja.

"Salah satu yang menyelamatkan Indonesia itu penduduk Indonesia tetap belanja dan itu sudah menyelamatkan kita berkali-kali."

"Jadi ketika semuanya melemah, ketika orang Indonesia tetap belanja tetap ada harapan, pabrik itu akan tetap berproduksi untuk memenuhi permintaan orang Indoensia," ungkapnya.

Menurutnya, dengan tetap berbelanja dan pabrik tetap berproduksi, akan mengurangi kemungkinan PHK massal.

"Diharapkan ekonomi ini akan terus berjalan, dan kalau ekonomi tetap jalan harapannya akan memperlambat datangnya krisis ke Indonesia," terangnya.

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas