Rupiah Tembus Rp 16.000 Per Dollar AS, Begini Dampaknya ke Maskapai?
Sekjen INACA Bayu Sutanto mengatakan, saat ini 85 persen biaya operasional maskapai masih menggunakan dollar AS.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang masih berada di atas Rp 16.000 per dollar AS akibat sentimen negatif dampak wabah virus corona.
Hal ini berdampak signifikan terhadap biaya operasional maskapai penerbangan. Sebab mayoritas biaya operasional maskapai menggunakan dollar AS.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia atau INACA, Bayu Sutanto mengatakan, saat ini 85 persen biaya operasional maskapai masih menggunakan dollar AS.
Baca: Ekonom CORE: Rupiah Tak Akan Tembus Rp 20.000 per Dolar AS
Dengan melemahnya nilai kurs rupiah terhadap dollar AS, maka biaya operasional maskapai akan semakin tinggi.
"Bagi maskapai yang komponen biaya operasi terkait dollar AS cukup besar, 85 persen, maka dalam rupiah biaya operasi akan membesar," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (24/3/2020).
Meningkatnya biaya operasional maskapai juga diikuti dengan menurunnya jumlah penumpang akibat penyebaran virus corona.
"Karena berkurangnya permintaan perjalanan karena banyaknya pembatasan dan bahkan lockdown maka junlah penumpang turun drastis," kata dia.
Kedua hal tersebut lantas semakin menekan kondisi keuangan maskapai nasional.
Sebagai informasi, mengutip Bloomberg, pada pukul 15.30 WIB, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot berada di level Rp 16.500 per dollar AS.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rupiah Tembus Rp 16.000 Per Dollar AS, Bagaimana Dampaknya ke Maskapai? "