Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Asosiasi Pengusaha Beras Usulkan Karantina Wilayah Ketimbang Lockdown

Jika pemerintah terpaksa melakukan karantina, sebaiknya yang dilakukan adalah karantina wilayah, bukan lockdown.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Asosiasi Pengusaha Beras Usulkan Karantina Wilayah Ketimbang Lockdown
Wartakota/Henry Lopulalan
Kesibukan aktivitas pekerja di Gudang Beras Bulog, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (27/2/2020). Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Billy Haryanto berpendapat, jika pemerintah terpaksa melakukan karantina, sebaiknya yang dilakukan adalah karantina wilayah, bukan lockdown. 

Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Kasus pasien positif Corona di Indonesia terus bertambah setiap harinya. Sejumlah pihak menyarankan pemerintah melakukan lockdown atau karantina total. 

Wakil Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Billy Haryanto berpendapat, jika pemerintah terpaksa melakukan karantina, sebaiknya yang dilakukan adalah karantina wilayah, bukan lockdown.

Karena, dengan karantina wilayah, distribusi logistik seperti beras masih bisa berjalan.

"Sebaiknya karantina wilayah saja, karena distribusi beras masih bisa berjalan. Kalau lockdown, masyarakat tidak bisa kemana-mana dan di rumah saja," katanya saat dihubungi, Senin, (30/3/2020).

Baca: Honda Siapkan Teknologi dan Tampang Baru untuk Flagship SUV Avancier

Billy mengatakan karantina wilayah hanya membatasi pergerakan orang dari satu wilayah ke wilayah lainnya, dan tidak membatasi pergerakan distribusi barang.

"Jadi di perbatasan wilayah nantinya para supir truk yang membawa beras tinggal menunjukan kartu pas," tuturnya. 

Baca: Bocoran Percakapan Menhan Prabowo dengan Ajudannya, Lockdown Opsi Terbaik!

Berita Rekomendasi

Keberlangsungan pedagang beras menurut billy menjadi penting disaat situasi seperti sekarang ini. Karena peredaran beras di Jabodetabek 98% dipegang swasta.

Selain itu, banyak pekerja informal yang menggantungkan hidupnya dari distribusi beras.

Baca: Ada Isolasi di Tegal, Sopir Bus Mengeluh Nggak Dapat Penumpang, Bus Batal Berangkat

"Kecuali Bulog ( pemerintah) yang pegang mau dilockdown juga engga masalah. Harus diingat, perhatikan kuli di pasar Cipinang rata-rata dari luar DKI, Serang dan Karawang," katanya.

Berbeda apabila pemerintah memberlakukan lockdown, pengusaha beras di daerah tidak akan mengirimkan berasnya ke Jakarta. 

Mereka khawatir beras tidak akan masuk karena pemberlakukan karantina total. 

"Lockdown kan dikunci total, sopir sopir truk yang membawa beras takut bila statusnya lockdown, karena beras tidak akan masuk. Arus logistik jadi terganggu. Dan kalau dengar kata lockdown, masyarakat jadi takut," katanya.

Menurut Billy distribusi beras menjadi sangat penting, karena di pasar induk beras Cipinang, ketersediaan beras hanya cukup untuk 25 hari ke depan.

"Stok beras di pasar induk Cipinang cukup untuk 25 hari," tegasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas