Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Opec + Berencana Pangkas Produksi Minyak 10 Juta Barel Per Hari, Trump Ingin Dua Kali Lipat

Donald Trump pun mengatakan bahwa pemangkasan mungkin akan segera dilakukan dengan jumlah yang 'berlipat ganda'

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
zoom-in Opec + Berencana Pangkas Produksi Minyak 10 Juta Barel Per Hari, Trump Ingin Dua Kali Lipat
http://www.btmagazine.nl
ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Produsen minyak global telah menyetujui pengurangan produksi terbesar di dunia dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pun mengatakan bahwa pemangkasan mungkin akan segera dilakukan dengan jumlah yang 'berlipat ganda'

Hal ini dilakukan untuk mendorong dunia 'kembali ke perputaran bisnis' dan bangkit dari pandemi virus corona (Covid-19).

Dikutip dari laman Russia Today, Selasa (14/4/2020), Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen di luar blok itu telah membuat kesepakatan pada hari Minggu lalu bahwa mereka akan memangkas produksi untuk Mei dan Juni sebesar 9,7 juta barel per hari (bpd).

Baca: Kemendikbud Luncurkan Aplikasi Relawan Covid-19 Nasional

Baca: Tiga Muncikari di Surabaya Mematok Tarif Korbannya Hingga Rp 25 Juta Tergantung Wajah dan Usia

Baca: Perbedaan Aturan Permenkes dan Permenhub Bikin Bingung Petugas di Lapangan

Jumlah ini setara dengan 10 persen dari pasokan minyak dunia dan merupakan pemangkasan terbesar dalam sejarah.

"Setelah terlibat dalam negosiasi, jumlah yang ingin dipangkas oleh OPEC + adalah 20 juta barel per hari, bukan 10 juta seperti yang dilaporkan," kata Trump dalam cuitan di akun Twitter resminya, pada hari Senin kemarin waktu AS.

Menurutnya, jika pemangkasan dilakukan lebih cepat, ia optimis sektor bisnis khususnya bidang energi akan kembali normal.

"Jika ini terjadi dalam waktu dekat dan dunia kembali lagi ke bisnis, lepas dari bencana Covid-19, industri energi akan kuat lagi, jauh lebih cepat dari yang diperkirakan saat ini," tegas Trump.

Berita Rekomendasi

Perlu diketahui, Trump bukan orang pertama yang menyebut angka 20 juta barel per hari, atau seperlima dari pasokan global.

Saat OPEC dan beberapa negara sekutu seperti Rusia atau sering disebut OPEC+ memperdebatkan secara spesifik terkait besaran pemangkasan pada Minggu lalu, sumber-sumber di dalam kartel minyak mengatakan bahwa pemangkasan seperti itu telah dibahas sebelumnya, dan angka tersebut muncul dalam draft pernyataan.

Jika pemangkasan drastis sebanyak dua kali lipat itu benar-benar dilakukan, maka ini akan menjadi rekor yang belum pernah terjadi sebelumnya, namun diprediksi tidak akan menebus penurunan permintaan global.

Pandemi corona memang telah mendorong permintaan terhadap minyak turun sepertiga, dan harga minyak kini mencapai angka terendah selama kurang dari dua dekade, dari 20 dolar AS per barel pada awal April.

Penurunan ini pun menghadirkan ancaman eksistensial bagi produsen minyak serpih Amerika yang membutuhkan harga sekitar 40 dolar AS per barel untuk mendapatkan keuntungan.

Oleh karena itu, Trump telah menekan negara-negara OPEC untuk menandatangani kesepakatan terkait pemangkasan ini.

Ia juga telah bernegosiasi langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud, yang tetap terkunci dalam perang harga selama lebih dari sebulan karena adanya penurunan permintaan di pasar minyak.

Putin menyampaikan pada awal April bahwa dengan membanjiri pasar global yang sudah jenuh dengan minyak murah, Arab Saudi berusaha memaksa produsen minyak serpih yang bersaing seperti AS dan Rusia untuk terdepak dari bisnis ini.

Namun Trump berterima kasih kepada Rusia dan Arab Saudi pada hari Senin kemarin, karena telah menyerukan gencatan senjata dan mengembalikan bisnis yang sangat besar ini ke jalurnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas