Data Sirclo: Permintaan F&B Online Melonjak, Bisnis Harus Beradaptasi di Saat Pandemi
Berdasarkan data perusahaan solusi e-commerce Sirclo, terjadi peningkatan pembelian online terhadap produk makanan dan minuman (F&B) hingga 143%
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di masa pandemi virus corona yang dibarengi kebijakan pembatasan sosial berskala besar di beberapa mendorong terjadinya peningkatan penggunaan permintaan jasa transaksi online.
Perusahaan e-commerce enabler Sirclo mencatat, transaksi online itu berupa belanja melalui marketplace, e-commerce, ataupun pemesanan makanan melalui aplikasi pengantaran yang tidak meminimalisir interaksi fisik langsung.
Berdasarkan data Sirclo, peningkatan permintaan yang terjadi pada produk makanan dan minuman (food and beverage/F&B) mencapai 143% dari Februari hingga Maret 2020.
Produk-produk seperti minuman kemasan instan, jus kemasan, dan susu, mengalami kenaikan tertinggi. Ini diikuti dengan produk makanan kemasan yang bersifat tahan-lama, seperti biskuit, saus, dan camilan-camilan.
Sirclo juga mengungkapkan, lonjakan pembelian produk makanan dan minuman terus berlanjut hingga bulan April. Total pembelian online hingga minggu kedua April sudah mencatatkan 1,5x lipat dari bulan Februari.
Diprediksi bahwa pertumbuhan pembelian F&B online dari Februari ke April akan mencapai 261%.
“Sejak adanya wabah COVID-19, fenomena perpindahan ke transaksi online tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia. Dengan metode pembayaran cashless, contactless delivery, dan pilihan produk yang lengkap, masyarakat bisa lebih aman dan nyaman melakukan pembelanjaan, tanpa khawatir akan risiko paparan virus jika meninggalkan rumah. Sebagian masyarakat yang mungkin belum pernah berjual-beli online sebelumnya, akan mau beradaptasi dan mencoba, karena ini adalah alternatif terbaik di tengah krisis,” kata Chief Executive Officer dan Founder SIRCLO, Brian Marshal.
Empat Cara Bisnis F&B Berpindah ke Online
Sama seperti industri ritel dan kegiatan belajar-mengajar yang kini berpindah ke ranah digital, bisnis F&B pun harus menggencarkan strategi pemasaran online mereka. Langkah ini penting dilakukan - tidak hanya agar perusahaan dapat tetap beroperasi selama wabah, tetapi juga untuk kesuksesan jangka panjang di era yang berbasis teknologi.
Untungnya, saat ini transformasi usaha dari offline ke online menjadi semakin mudah. Ada setidaknya tiga kanal penjualan yang bisa dimanfaatkan untuk produk F&B.
Pertama, mereka bisa memiliki website sendiri dengan template dari SIRCLO Store, dimana penjual dan pembeli dapat terhubung secara langsung melalui website.
Kedua, bisnis F&B bisa mulai membuka toko dan berjualan melalui platform marketplace.
Ketiga, aplikasi komunikasi seperti WhatsApp Business memudahkan penjual untuk berhubungan langsung dengan end-customer mereka dalam memproses transaksi.
Dengan adanya keempat kanal penjualan ini, setiap orang bisa mulai berjualan online secara praktis, bahkan tanpa perlu kemampuan mendalam di bidang IT.
Sirclo, memastikan hambatan untuk memasuki (barrier to entry) kanal penjualan digital hampir tidak ada.
“Melalui kekuatan digitalisasi, inovasi, dan adaptasi, bisnis F&B bisa tetap bertahan di tengah wabah COVID-19 dan PSBB yang diberlakukan pemerintah. Kuncinya adalah dengan mengoptimalkan penggunaan teknologi digital untuk tetap berinteraksi dengan pelanggan. Jika mereka dapat melakukan transformasi tersebut, kami percaya hasilnya tidak hanya akan terasa di tengah masa pandemi ini, melainkan dalam jangka waktu yang panjang juga,” ungkap Brian.